MODUL 6
ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
KB 1 Manusia dan Kebudayaan
A. Manusia
dan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil karya manusia, namun dipihak lain kebudayaanlah
yang “menciptakan” manusia sesuai dengan lingkungannya. Dengan demikian,
terjalin hubungan timbal balik yang sangat erat dan padu antara manusia dan
kebudayaan.
Basis dan tahapan saling berhubungan yang mencerminkan satu kesatuan
organik atau saling berhubungan secara dialektis adalah :
1. Impuls (impulse) merupakan tindakan yang meliputi stimulus atau rangsangan
spontan berhubungan dengan alat indera dan reaksi actor terhadap rangsangan,
kebutuhan untuk melakukan sesuatu terhadap rangsangan itu.
2. Persepsi (perception) merupakan keadaan aktor menyelidiki dan bereaksi
terhadap rangsangan yang berhubungan dengan impuls
3. Manipulasi (Manipulation). Setelah impuls menyatakan
dirinya sendiri dan objek telah dipahami, langkah selanjutnya memanipulasi
objek atau mengambil tindakan berkenaan dengan objek itu.
4. Konsumsi (consummation). Tahap konsumsi merupakan pelaksanaan atau
pengambilan tindakan yang memuaskan dorongan hati yang sebenarnya.
Sejarah mengajarkan kita tentang kebudayaan yang terus bertransformasi.
Transformasi itu disebabkan oleh manusia yang senantiasa melonggarkan setiap
ikatan kebudayaannya.
Manusia yang berkebudayaan mengembangkan segenap potensinya secara
maksimal, artinya sosok manusia khusus dengan kebudayaan yang khusus pula.
Karya manusia sebagai kebudayaan tidak dapat diibaratkan sama sebagai peradaban
karena peradaban bergerak maju dengan satu logikan sejarah. Sementara
kebudayaan memiliki logika kemajuannya masing-masing tergantung aktivitas
manusia secara langsung.
B. Kebudayaan
dan Kesenian
Kebudayaan sering diartikan sebagai the
general body the arts, yang meliputi seni sastra, seni musik, seni pahat,
seni rupa, pengetahuan filsafat atau bagian-bagian yang indah dari kehidupan
manusia. Kesenian pada kelompok masyarakat tertentu dilestarikan karena
didalamnya terkandung sejumlah nilai-nilai luhur yang juga penting dipahami
oleh generasi penerusnya. Umar Kayan (1981 : 38-39) menyatakan bahwa seni
adalah sebagai salah satu bagian yang penting dari kebudayaan, kesenian adalah
ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri.
1. Definisi Kebudayaan
Konsep
kebudayaan pertama kali dikembangkan oleh para ahli antropoligi menjelang abad
kesembilan belas. Menurut Sir Edward Burnett Tylor (1871) dalam bukunya yang
terkenal “primitive culture”
mendefinisikan bahwa “culture or
civilization, taken in its wide ethnographic sense is that complex whole which
includes knowledge, belief, art, morals, law, custom, and any other
capabilities and habits acquired by man as a member of society”. Secara
bebas dapat diterjemahkan bahwa kebudayaan adalah mencakup keseluruhan yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, hukum, moral, kebiasaan, dan lain-lain
kecakapan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”.
(Havilandm 1985),
Kebudayaan
dapat dikatakan sebagai norma-norma yang berlaku pada suatu masyarakat yang
mengatur tata cara dan tata karma serta nilai-nilai kehidupan. Kebudayaan
Indonesia merupakan perilaku bangsa (manusia) Indonesia yang merupakan
manifestasi dari karya, rasa dan cipta di dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
2. Unsur-unsur Universal
Kebudayaan
Menurut C. Kluchohn
(1953) dalam bukunya “Universal
Catagories of Culture”. Dengan mengambil intisari dari berbagai kerangsa
yang ada mengenai unsur-unsur kebudayaan universal, terdapat tujuh unsur yang
dapat ditemukan dalam semua kebudayaan di seluruh dunia, yaitu :
a. Bahasa
b. Sistem pengetahuan
c. Organisasi sosial
d. Sistem peralatan hidup dan
teknologi
e. Sistem mata pencaharian untuk
hidup
f. Sistem regili
g. Kesenian
Menurut Ralph
Linton, unsur-unsur kebudayaan dari yang terbesar (pokok) sampai terkecil, ada
lima macam, yaitu :
a. Culture universals (misalnya kebudayaan manusia primitf)
b. Cultural activities (hidup dengan mata pencaharian berburu)
c. Trait complexes (berburu dengan panah, busur, anak panah, wadah,
anak panah)
d. Traits (anak panah)
e. Items (ujung, tangkai, dan bulu anak panah sebagai bagian-bagian
dari anak panah)
Menurut
Koenjaraningrat (2002) berpendapat pada dasarnya unsur universal kebudayaan
Indonesia ini meliputi berbagai hal sebagai berikut:
a. Sistem religi dan upaca
keagamaan
b. Sistem organisasi
kemasyarakatan
c. Sistem pengetahuan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem mata pencaharian hidup
g. Sistem teknologi dan
peralatan.
3. Sebab-sebab muncuknya
kebudayaan
a. Anggapan bahwa adanya hukum
pemikiran atau perbuatan manusia yang muncul karena adanya tindakan besar
menuju kepada perbuatan yang sama dan penyebabnya sama.
b. Anggapan bahwa tingkat
kebudayaan atau peradaban muncul sebagai akibat taraf perkembangan dan hasil
evaluasi masing-masing proses sejarahnya.
4. Jenis-jenis kebudayaan
Hasil kebudayaan manusia secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :
a. Kebudayaan material (material culture/kebendaan) ialah wujud
kebudayaan yang berupa benda-benda konkret sebagai hasil karya manusia, seperti
rumah, gedung, senjata dan sebagainya.
b. Kebudayaan non material
(rohaniah) ialah wujud kebudayaan yang tidak berupa benda-benda kongkret yang
merupakan hasil cipta (filsafat dan ilmu pengetahuan) dan rasa manusia (norma).
5. Wujud kebudayaan
Menurut dimensi
wujudnya, kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu:
a. Komplek gagasan konsep dan
pemikiran manusia, wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak
dapat dilihat dan berpusat pada pikiran-pikiran manusia yang menganutnya.
b. Komplek aktivitas; berupa
aktivitas manusia yang saling berinteraksi bersifat konkret, dapat diamati atau
diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial.
c. Wujud sebagai benda, aktivitas
manusia yang saling berinteraksi tidak terlepas dari penggunaan peralatan
sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuan.
Menurut
koentjaraningrat (2005) berpendapat bahwa kebudayaan dibeda-bedakan sesuai
dengan wujudnya, yaitu :
a. Kebudayaan fisik. Kebudayaan
sebagai artifacts atau benda-benda fisik meliputi semua benda hasil karya
manusia yang bersifat konkret dan bisa diraba serta difoto.
b. Kebudayaan sistem sosial. Kebudayaan
sebagai sistem tingkah laku dan tindakan yang berpola. Kebudayaan dalam wujud
ini masih bersifat konkret, dapat difoto dan dapat difilmkan.
c. Kebudayaan sebagai sistem
budaya. Wujud kebudayaannya adalah gagasan dan tempatnya ada pada pikiran tiap
orang yang menganut kebudayaan tersebut, yang dibawanya ke mana ia pergi.
d. Kebudayaan sebagai sistem
ideal. Kebudayaan sebagai sistem gagasan yang ideologis; gagasan-gagasan yang
sejak awal telah dipelajari oleh individu penganut kebudayaan karena itu sangat
sukar diubah.
6. Hubungan antara wujud-wujud
kebudayaan
Kebudayaan sistem
ideal memberi arah kepada perbuatan, cipta, karsa, dan karya manusia. Berbagai ide, gagasan, yang berpusat pada
pikiran-pikiran manusia penganut kebudayaan maupun aktivitas manusia
menghasilkan benda-benda kebudayaan fisik yang bersifat konkret, bisa diraba,
dan difoto. Sebaliknya, kebudayaan yang bersifat fisik (artifacts)
itu membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang adakalanya makin lama makin
menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya sehingga mempengaruhi pula
aktivitas-aktivitasnya, pola-pola perbuatannya, bahkan juga mempengaruhi
cara-cara berikirnya.
KB 2 Hakikat Kebudayaan
A. Karakteristik-karakteristik
Pokok Kebudayaan
1. Kebudayaan
adalah milik bersama
Kebudayaan
adalah sejumlah cita-cita, nilai, dan standar perilaku atau sebutan persamaan (common denominator) dalam kelompoknya
atau masyarakat, yang menyebabkan perbuatan individu dapat dipahami oleh
kelompoknya. Tidak ada masyarakat manusia yang tidak berbudaya, seperti halnya
tidak ada masyarakat tanpa individu. Sebalinya, tidak ada masyarakat manusia
yang tidak berbudaya. Senya anggota masyarakat saling terikat oleh kesadaran
identitas kelompok.
2. Kebudayaan
adalah hasil belajar
Kebudayaan
itu adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
(Koenjaraningrat, 1985). Proses penerusan kebudayaan dari generasi yang satu
kepada generasi yang lain ini disebut enkulturasi. Melalui kebudayaan, manusia
melakukan aktivitas belajar, berkomunikasi, dan menguasai obyek-obyek yang
bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar ini dimungkinkan oleh berkembangnya
inteligensi dan cara berfikir simbolik.
3. Kebudayaan
didasarkan pada lambang
Aspek simbolis yang penting
dari kebudayaan adalah bahasa. Bahasa simbolis adalah fundamen tempat
kebudayaan manusia dibangun.
Kebudayaan
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Organik
dan super organic. Kebudayaan bersifat organik sebab kebudayan muncul karena
aktivitas organ manusia. Kebudayaan bersifat super organik juga karena
merupakan hasil karya manusia dan bukan berakar pada naluriah.
b. Overt (terlihat) dan convert (tersembunyi). Overt didasarkan dalam bentuk aktivitas
manusia seperti makanan, minuman bahasa dan sebagainya. Convert yakni dalam sikap dasar terhadap alam fisik dan alam gaib.
c. Ideal
dan actual (manifest). Kebudayaan ideal terdiri atas cara berbuat yang mereka
yakini harus dilakukan sedangkan bersifat actual (manifest) maksudnya
kebudayaan itu merupakan tindakan-tindakan yang nyata.
d. Stabil
dan berubah. Ada beberapa hal yang dipertahankan oleh masyarakat agar tetap
tidak berubah (Stabil) tetapi ada pula beberapa hal yang yang diubah di dalam masyarakat
B. Fungsi
Kebudayaan
Kerber
dan Smith (Imran Manan, 1989) mengemukakan fungsi utama kebudayaan dalam
kehidupan manusia sebagai berikut :
1. Pelanjut
keturunan dan pengasuhan anak
2. Pengembang
kehidupan ekonomi
3. Transmisi
budaya
4. Religi
(keagamaan)
5. Pengendalian
sosial
6. Rekreasui
C. Proses
Pembudayaan
Proses
pembudayaan adalah tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu lebih bermakna
untuk kemanusiaan. Proses tersebut diantaranya :
1. Internalisasi : merupakan
proses penyerapan realitas obyektif dalam kehidupan manusia
2. Sosialisasi : proses
interaksi terus menerus yang memungkinkan manusia memperoleh identitas diri
serta keterampilan-keterampilan sosial
3. Enkulturasi : berbaurnya
seseorang ke dalam suatu lingkungan kebudayaan, dimana desain khusus untuk
kehidupan kelihatan sebagai sesuatu yang
alamiah belaka.
4. Difusi : meleburnya
suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain sehingga menjadi satu kebudayaan
5. Akulturasi : percampuran
dua atau lebih kebudayaan yang dalam percampiran itu masing-masing unsurnya
masih kelihatan.
6. Asimilasi : proses
peleburan dari kebudayaan satu ke kebudayaan lain.
D. Kerangka
Kebudayaan
Kerangka
kebudayaan merupakan dimensi analisis dari konsep kebudayaan yang digambarkan
melalui bagan lingkaran. Kerangka kebudayaan menurut Koenjaraningrat (2005)
dapat digambarkan dengan empat lingkaran konsentris. Lingkaran 1 merupakan
“kebudayaan fisik” yang berarti lingkaran untuk semua benda hasil karya manusia
yang bersifat konkret. Lingkaran 2 “sistem sosial”, semua pola perbuatan
manusia dari waktu ke waktu dan dari hari ke hari, dari masa ke masa sebagai
pola-pola perilaku yang dilakukan berdasarkan sistem. Lingkaran 3 “sistem
budaya”. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat abstrak dan hanya dapat dipahami
dan diketahui setelah ia mempelajari. Lingkaran 4 adalah “nilai-nilai budaya”
digaramkan dalam lingkaran yang paling dalam merupakan inti dari semua unsur yang
lain yang menentukan sifat corak dari pikiran, cara berfikir, serta pola
perilaku manusia.
E. Perkembangan
Budaya Dari Masa Ke Masa
1. Evolusionisme
Morgan
berpendapat bahwa evolusi sosial yang dimaksud adalah bahwa masyarakat dan
kebudayaan maju apabila peralatan teknik untuk pencaharian hidup mengalami
perbaikan. Adapun alat teknik itu berguna untuk menguasai alam.
2. Difusionisme
Morgan
mengatakan bahwa perkembangan evolusi kebudayaan dan masyarakat terdiri dari
beberapa tingkatan diantaranya :
a. Zaman liar
tua; kehidupannya adalah dari mencari akar-akaran dan tumbuh-tumbuhan liar.
b. Zaman liar
madya; manusia meninggalkan tempat asalnya dan menyebar ke daerah-daerah lebih
luas.
c. Zaman liar
muda; manusia sudah membuat panah dan busurnya serta ditemukannya seni untuk
membuat priuk
d. Zaman bar-bar
tua; masyarakat sudah mengenal beternak atau bercocok tanam
e. Zaman bar-bar
madya; masyarakat sudah pandai mencairkan biji besi.
f. Zaman
bar-bar muda; manusia sudah mengenal pembuatan besi dan mengenal tulisan.
g. Zaman
peradaban; sudah mengenal tulisan hingga sekarang. Zaman ini terbagi menjadi
dua yaitu peradaban kuno dan peradaban modern.
F. Budaya
Global, Nasional dan Lokal
1. Budaya
global
Budaya
global merupakan budaya modern yang bersifat global (mendunia) yang tercipta
akibat kemajuan ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi informasi.
2. Budaya
nasional
Kebudayaan
nasional diartikan sebagai kebudayaan integral merupakan suatu totalitas dari
proses dan hasil segala aktivitas bangsa Indonesia dalam bidang estetika, modal
dan ideasional.
3. Budaya
lokal
Budaya
lokal merupakan wujud budaya masing-masing daerah di Indonesia yang mempunyai
peranan penting dalam membangun budaya nasional. Budaya lokal merupakan akar
budaya nasional yang harus dipelihara dengan baik.
MODUL 7
EKSISTENSI PERUBAHAN SOSIAL
HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN FORMAL,
NONFORMAL DAN INFORMAL
KB 1. Eksistensi Perubahan Sosial dan Pendidikan
Formal, Non Formal dan Informal
A. Eksistensi
Perubahan Sosial
1. Pengertian
perubahan sosial
Perubahan
sosial adalah segala proses dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi-fungsi
suatu sistem sosial. Perubahan sosial adalah perubahan lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam lingkup hidup masyarakat yang pada akhirnya
mempengaruhi sistem sosilanya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap,
dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok di dalam masyarakat.
2. Bentuk-bentuk
perubahan sosial
a. Perubahan
yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat.
b. Perubahan
yang pengaruhnya kecil dan perubahan yang besar pengaruhnya
c. Perubahan
yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau
tidak direncanakan.
3. Sebab-sebab
terjadinya perubahan sosial
a. Penyebab
yang datangnya dari dalam masyarakat
1) Perubahan
penduduk
2) Penemuan-penemuan
baru
3) Pertentangan
atau konflik masyarakat
4) Terjadinya
revolusi intern di dalam masyarakat
b. Penyebab
yang berasal dari luar masyarakat
1) Lingkungan
alam fisik yang ada di sekitar manusia
2) Peperangan
3) Pengaruh
kebudayaan masyarakat lain
B. Eksistensi
Pendidikan
Pendidikan
formal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara formal di lingkungan
persekolahan. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diselenggarakan di
luar lingkungan sekolah. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang
diselenggarakan di lingkungan keluarga.
UNESCO
merumuskan pendidikan itu secara luas adalah :
1. Learning how to think (belajar bagaimana
berfikir);
2. Learning how to do (belajar bagaimana
melakukan);
3. Learning how to be (belajar bagaimana
menjadi);
4. Learning how to learn (belajar bagaimana
belajar);
5. Learning how to live together (belajar bagaimana hidup bersama);
KB 2. Globalisasi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
serta Demokratisasi Pendidikan Hubungannya Perubahan Sosial
1. Globalisasi
a. Pengertian
Globalisasi
adalah suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar negara
saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara. Globalisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat sebagai
akibat peastnya arus informasi dan komunikasi.
b. Proses
globalisasi dan dampak-dampaknya
Proses
globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan paham kapitalisme, yakni
semakin terbuka dan semakin mengglobalnya peran pasar, investasi, dan proses
produksi dari perusahaan-perusahaan transnasional yang kemudian diikutkan oleh ideology
dan tatanan dunia perdagangan berdasarkan aturan organisasi perdagangan bebas
secara global.
Globalisasi
dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Arus informasi dan komunikasi
yang gencar dapat memudahkan setiap orang untuk mengakses pengetahuan,
informasi dan data di berbagai belahan dunia.
c. Globalisasi
dan pendidikan
Globalisasi
terkait erat dengan pendidikan dan kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk
budaya nasional dan budaya-budaya nusantara. Disamping terpaan tentang
gagasan-gagasan dalam pendidikan, globalisasi secara langsung menerpa setiap
individu melalui buku, radio, televisi dan media lainnya.
d. Strategi
menghadai globalisasi bidang pendidikan
Pengaruh
sosial budaya global yanga dakalanya disertai oleh kedatangan masyarakat
pendukungnya, pada satu sisi dapat melengkapi tradisi dan pedoman kehidupan masyarakat
lokal apabila tatanan global itu selaras dengan falsafah budaya bangas, namun
disisi lain dapat mengancam eksistensi budaya bangsa apabila tatanan global
tidak sejalan dengan falsafah dan budaya bangsa.
2. Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan
ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan landasan ontologis (objek ilmu itu
sendiri), epistemologis (metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan), dan
aksiologisnya (penggunaan ilmu pengetahuan)
Tokoh
yang banyak sumbangsihnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain :
a. Tonggak
Aristoteles f. Joh Dalton
b. Albert
Einstein g. Leonhard Euler
c. Isaac
Newton h. Gregory Pincus
d. Neils
Bohr i. Thomas Malthus
e. Johannes
Kepler j. Enrico Fermi
3. Demokratisasi
di Bidang Pendidikan
a. Pengertian
Demokratisasi
merupakan suatu perubahan baik itu cepat maupun perlahan menuju arah
demokratis. Demokratis pada dasarnay adalah aturan di dalam sistem politik yang
demokratis, dimana warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam
mengatur pemerintahan di dunia publik.
b. Demokratisasi
di bidang pendidikan
Implementasi
dari pendidikan yang demokratis, adalah partisipasi dari segenap lapisan
masyarakat dengan tujuan utama untuk berperan aktif bersama sekolah dalam
membangun fasilitas pendidikan. Berbagai laposan masyarakat yang terdiri dari
orang tua siswa, ahli pendidikan, tokoh masyarakat, organisasi profesi dan dunia
usaha serta dunia industry tanpa pandang suku, agama, budaya, adat istiadat dan
sebagainya bergaung dalam organisasi Komite Sekolah untuk berembug bersama,
melakukan berbagai upaya demi untuk membangun prestasi pendidikan.
Pendidikan memberikan konstribusi
yang substansial terhadap kehidupan yangt lebih baik. Orang-orang cerdas
memperoleh banyak keuntungan dan penghargaan atas prestasinya yang berguna bagi
kehidupan manusia. Sehubungan hal tersebut maka proses pendidikan nasional
dapat dirumuskan sebagai proses hominisasi dan proses humanisasi.
MODUL 8
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
KB 1. Hakikat Sistem Pendidikan Nasional
1. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional
Sistem
merupakan suatu totalitas dari seluruh unsur yang saling berhubungan.
Pengertian sistem menunjuk kepada 2 hal pokok yaitu (1) sistem fisik dan (2) sistem
abstrak.
Sistem
pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapati tujuan pendidikan nasional (pasa 1 ayat 3 UU No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)
2. Unsur-unsur Pokok Sistem
Pendidikan Nasional
Philip H. Coombs yang dikutip oleh Depdikbud (1984/1985: 68)
mengidentidikasi adanya 12 komponen pokok sistem pendidikan sebagai berikut :
a. Tujuan
dan prioritas f. Pendidik (guru)
b. Anak
didik (siswa) g. Alat bantu belajar
c. Pengelolaan h. Fasilitas
d. Struktur
dan jadwal i. Teknologi
e. Isi
(kurikulum) j. Pengawasan mutu
KAzik (1969 : 1) menyebutkan bahwa suatu sistem memiliki tiga unsur
(komponen) pokok: (1) tujuan (2) isi atau komponen, dan (3) proses.
3. Tujuan Pendidikan Nasional
Menurut UU No. 20
tahun 2003 Bab II pasal 3 tujuan pendidikan dirumuskan sebagai berikut :
Pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan mnejadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
4. Komponen-komponen Sistem
Pendidikan Nasional
Komponen-komponen
sistem pendidikan nasional tersebut dapat dibagi dalam dua golongan besar yaitu
(1) satuan pendidikan sekolah; merupakan bagian dari sistem pendidikan yang
bersifat formal, berjenjang dan berkeseinambungan, dan (2) satuan pendidikan
luar sekolah meliputi pendidikan dalam keluarga, pendidikan melalui kelompok-kelompok
belajar, kursus-kursus, dan satuan pendidikan lain yang sejenis. Pendidikan
pada satuan pendidikan ini dapat bersifat informal maupun formal.
5. Proses Sistem Pendidikan Nasional
Yang dimaksud
proses dalam pendidikan nasional adalah mekanisme kerja dalam bentuk berbagai
ketentuan, aturan, maupun prosedur yang memungkinkan seluruh komponen sistem pendidikan
(pendidikan luar sekolah dan pendidikan sekolah untuk berbagai jenis dan jenjang)
bekerj dan menunaikan fungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
KB 2. Masalah-masalah Pendidikan Nasional dan
Solusinya
1. Rendahnya
pemerataan pendidikan
Masalah
tidak meratanya peluang untuk mendapatkan layanan pendidikan secara umum
ditimbulkan oleh terus meningkatnya pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding
dengan daya tampung dan kapasitas layanan pendidikan tersebut.
2. Rendahnya
mutu pendidikan
Bagi
masyarakat yang memiliki finansial cukup kuat dan ingin mendapatkan pendidikan
berkualitas, mreka dapat memperolehnya di sekolah tertentu dengan harga yang
relatif lebih mahal yang tidak terjangkau oleh masyarakat pada umumnya. Dampak
dari pendidikan yang tidak berkualitas tersebut diantara adalah rendahnya
tingkat relevansi antara kualitas hasil belajar siswa dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat.
3. Rendahnya
relevansi pendidikan dengan tuntutan masyarakat
Faktor-faktor yang berkaitan dengan rendahnya
relevansi
adalah :
adalah :
a. Rendahnya
kemampuan menguasai life skill yang relevan
b. Rendahnya
relevansi pendidikan dengan potensi daerah
c. Rendahnya
kemitraan dengan dunia usaha/dunia industri
4. Rendahnya
efektivitas pendidikan
Berbagai
hasil penelitian menyebutkan bahwa salah satu penyebabnya adalh tidak adanya
tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini
menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan
dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses
pendidikan.
5. Rendahnya
efisiensi pendidikan
Beberapa
masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan,
waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar, dan banyak hal
yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga
berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment