Kualitas
Produk
1) Pengertian
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang
bersangkutan
Menurut Handoko dalam Prajati (2013:16)
menegaskan :
Kualitas
produk adalah suatu kondisi dari sebuah barang berdasarkan pada penilaian atas
kesesuaiannya dengan standar ukur yang telah ditetapkan. Semakin sesuai standar
yang ditetapkan maka akan dinilai produk tersebut semakin berkualitas.
Menurut Assauri dalam Arumsari (2012:45), “kualitas
produk merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang
menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang
atau hasil itu dimaksudkan”.
Menurut Kotler dalam Arumsari (2012:44), kebanyakan
produk disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas, yaitu :
“kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat
baik. Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif”.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan, dimana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan
standar kualitas yang telah ditentukan, dan kualitas merupakan kondisi yang
selalu berubah karena selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu
berubah.
2) Dimensi kualitas produk
Menurut Lupiyoadi (2011:176) mengemukakan
bahwa kualitas suatu produk memiliki delapan dimensi pengukuran yang terjadi
dari aspek-aspek berikut:
a) Kinerja (performance)
b) Keragaman produk (features)
c) Kehandalan (Reliability)
d) Kesesuaian (Conformance)
e) Daya tahan/ketahanan (Durability)
f) Kemampuan pelayanan (Serviceability)
g) Estetika (Aesthetics)
h) Kualitas yang dipersepsikan (Perceive
quality)
Penjabaran dari dimensi kualitas produk di
atas adalah sebagai berikut:
a) Kinerja (performance)
Kinerja disini merujuk pada
karakter produk inti yang meliputi merek, atribut-atribut yang dapat diukur,
dan aspek-aspek kinerja individu. Kinerja beberapa produk biasanya didasari
oleh preferensi subjektif pelanggan yang pada dasarnya bersifat umum (universal).
b) Keragaman produk (features)
Dapat berbentuk produk
tambahan dari suatu produk inti yang dapat menambah nilai suatu produk. features
suatu produk biasanya diukur secara subjektif oleh masing-masing individu
(dalam hal ini konsumen) yang menunjukkan adanya perbedaan kualitas suatu
produk. dengan demikian perkembangan kualitas suatu produk menurut karakter
fleksibilitas agar dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar.
c) Kehandalan (Reliability)
Dimensi ini berkaitan dengan
timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi (malfunction)
pada suatu periode. Kehandalan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas
sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk. hal ini menjadi semakin
penting mengingat besarnya biaya penggantian dan pemeliharaan yang harus
dikeluarkan apabila produk yang dianggap tidak reliable mengalami kerusakan.
d) Kesesuaian (Conformance)
Dimensi
lain yang berhubungan dengan kualitas suatu barang adalah kesesuaian produk
dengan standar dalam industrinya. Kesesuaian suatu produk dalam industri jasa
diukur dari tingkat akurasi dan waktu penyelesaian termasuk juga perhitungan
kesalahan yang terjadi, keterlambatan yang tidak dapat diantisipasi dan
beberapa kesalahan lain.
e) Daya tahan/ketahanan (Durability)
Ukuran ketahanan suatu produk
meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara teknis, ketahanan suatu produk
didefinisikan sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh oleh seseorang sebelum
mengalami penurunan kualitas. Secara ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia
ekonomis suatu produk dilihat melalui jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum
terjadi kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.
f) Kemampuan pelayanan (Serviceability)
Kemampuan pelayanan bisa juga
disebut dengan kecepatan, kompetensi, kegunaan dan kemudahan produk untuk
diperbaiki. Dimensi ini menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya memperhatikan
adanya penurunan kualitas produk tetapi juga waktu sebelum produk disimpan,
penjadwalan pelayanan, proses komunikasi dengan staff, frekuensi pelayanan
perbaikan akan kerusakan produk dan pelayanan lainnya. Variabel-variabel
tersebut dapat merefleksikan adanya perbedaan standar perorangan mengenai
pelayanan yang diterima. Dimana kemampuan pelayanan suatu produk tersebut
menghasilkan kesimpulan akan kualitas produk yang dinilai secara subjektif oleh
konsumen.
g) Estetika (Aesthetics)
Merupakan dimensi pengukuran
yang paling subjektif. Estetika suatu produk dilihat melalui bagaimana suatu
produk terdengar oleh konsumen, bagaimana tampak luar suatu produk, rasa,
maupun bau. Jadi estetika jelas merupakan penilaian dan refleksi yang dirasakan
oleh konsumen.
h) Kualitas yang dipersepsikan (Perceive
quality)
Konsumen tidak selalu
memiliki informasi yang lengkap mengenai atributatribut produk dan jasa. Namun
demikian, biasanya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak
langsung, misalnya melalui merek, nama dan Negara produsen. Ketahanan produk
misalnya, dapat menjadi sangat kritis dalam pengukuran kualitas produk.
3) Karakteristik Produk
Karakteristik produk merupakan hal yang
sangat penting untuk diketahui dalam menganalisis hubungan antara konsumen
dengan produk yang digunakan. Sebagian dari karakteristik tersebut terbukti
dapat memhubungani keberhasilan suatu produk atau merek. Menurut Paul &
Olson (2011:170) mengenai karakteristik produk yaitu:
a) Kompabilitas
b) Kemampuan
untuk di uji coba
c) Kemampuan
untuk diteliti
d) Kecepatan
e) Kesederhanaan
f) Manfaat
Relatif
g) Simbolisme
Produk
Penjabaran dari karakteristik kualitas
produk di atas adalah sebagai berikut:
a) Kompabilitas
Adalah
sejauh mana suatu produk konsisten dengan afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen
saat ini.
b) Kemampuan
untuk di uji coba
Kemampuan
untuk di uji coba menjelaskan sejauh mana suatu produk dapat dicoba dalam
jumlah yang terbatas atau dipilih-pilih ke dalam jumla-jumlah yang lenih kecil
jika untuk melakukan uji coba ternyata membutuhkan biaya yang tinggi.
c) Kemampuan
untuk diteliti
Mengacu
pada sejauh mana produk atau dampak yang dihasilkan produk tersebut dapat
dirasakan oleh konsumen lain. Produk baru yang dikenal masyarakat dan sering
didiskusikan cenderung diadopsi lebih cepat.
d) Kecepatan
Adalah
seberapa cepat manfaat suatu produk dipahami oleh konsumen, karena sebagian
konsumen masih berorientasi pada kepuasan yang dengan cepat dirasakan ketimbang
yang ditunda, produk yang dapat memberikan manfaat lebih cenderung berkemungkinan
lebih tinggi untuk paling tidak dicoba oleh konsumen.
e) Kesederhanaan
Adalah
sejauh mana suatu produk dengan mudah dimenegerti dan digunakan konsumen.
f) Manfaat
Relatif
Adalah
sejauh mana suatu produk memiliki keunggulan bersaing yang bertahan atas kelas
produk, bentuk produk, dan merek lainnya.
g) Simbolisme
Produk
Apakah
makna suatu produk atau merek bagi konsumen dan bagaimanakah pengalaman
konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Harga
1) Pengertian
Harga
merupakan unsur bauran pemasaran yang sifatnya fleksibel dimana setiap saat
dapat berubah menurut waktu dan tempatnya. Harga bukan hanya angka-angka yang
tertera dilabel suatu kemasan atau rak toko, tapi harga mempunyai banyak bentuk
dan melaksanakan banyak fungsi. Sewa rumah, uang sekolah, ongkos, upah, bunga,
tarif, biaya penyimpanan, dan gaji semuanya merupakan harga yang harus anda
bayar untuk mendapatkan barang atau jasa.
Menurut Kotler
dan Keller Sabran (2011:67) menjelaskan :
harga adalah
suatu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain
menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran
untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan
banyak waktu.
Menurut Tjiptono
(2011:151) menyebutkan bahwa, “Harga meruakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan”.
Menurut Kotler
dan Amstrong (2011:345), menegaskan : Harga adalah sejumlah uan yang
ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan
para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
produk dan jasa.
Dari
tiga definisi menjelaskan bahwa harga adalah unsur penting dalam ebuah
perusahaan dimana dengan adaya harga maka perusahaan akan mendapatan income
bagi keberlangsungan perusahaan. Selain itu, harga juga merupakan alat yang
nantinya dijadikan proses pertukaran terhadap suatu barang atau jasa oleh
konsumen.
2) Bauran
Harga
Menurut
Kotler yang diterjemahkan oleh Molan
(2011:18), harga merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran (Marketing
Mix) dan harga pun memiliki kompenen-komponen tersendiri yang terdiri dari:
a) Daftar
harga
Daftar
harga ialah suatu uraian harga yang dicamtumkan pada label atau produk.
b) Diskon/rabat
Diskon
merupakan pengurangan harga dari daftar harga.
Menurut
kotler dan Armstrong yang
diterjemahkan oleh Sindoro (2011: 473 )
diskon dapat bermacang-macam bentuknya, yaitu :
(1) Diskon
tunai (cash discount), yakni pengurangan harga kepada pembeli yang
membayar tagihan mereka lebih awal.
(2) Diskon
jumlah (quantity discount), afalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli dalam jumlah besar.
(3) Diskon
fungsional (disebut juga discount dagang ) ditawarkan oleh penjual kepada
anggota-anggota saluran perdagangan yang menjalankan fungsi tertentu seperti
menjual, menyimpan, dan menyelenggarakan pelaporan.
(4) Diskon
musiman (seasonal discount) adalah pengurangan harga bagi pembeli yang
membeli barang dagangan atau jasa di luar musim.
c) Kredit
Kredit
adalah bentuk pembayaran dengan cara pinjaman.
d) Periode
pembayaran
Periode
pembayaran adalah cicilan sesuai kesepakatan antara penjual dan pembeli
biasanya berhubungan dengan kredit. Periode pembayaran dibagi kedalam 3 (tiga)
bagian yaitu: jangka pendek; jangka menengah dan jangka
panjang.
e) Syarat-syarat
kredit
Syarat-syarat
kredit adalah sesuatu yang harus dipenuhi konsumen dalam upaya pengambilan
kredit.
3) Penetapan
Harga
Menurut Indriyo (2011:226), penetapan harga
merupakan harga produk yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan tida dasar
pandangan yang meliputi
a) Biaya
Penetapan
harga yang dilandaskan atas dasar biaya adalah arga jual produk atas dasar
biaya produksinya dan kemudian ditambah dengan margin keuntungan yang
diinginkan.
b) Konsumen
Penetapan
harga yang dilandaskan atas dasar konsumen
aitu harga ditetapkan atas dasar seslera konsumen. Apabila selera
konsumen atau permintaan konsumen menghendaki rendah sebaiknya harga.
c) Persaingan
Penetapan
harga yang lain adalah atas dasar persaingan, dalam hal ini kita menetapkan
harga menurut kebutuhan perusahaan yaitu berdasarkan persaingannya dengan
perusahaan lain yang sejenis dan merupakan pesaing-pesaingnya. Dalam situasi
tertentu, sering terjadi perusahaan harus menetapkan harga jualnya jauh di
bawah harga produksinya. Hal ini dilakukan karena pertimbangan untuk
memenangkan pesaing. Suatu perusahaan berupaya agar harga berada pada tingkatan
yang umum ditetapkan dalam bidang industrinya.