Friday 21 April 2017

SAP SINUSITIS



SINUSITIS

A.   Definisi
Sinusitis adalah peradangan, atau pembengkakan, dari jaringan yang melapisi sinus. Biasanya sinus berisi udara, tetapi ketika sinus tersumbat dan berisi cairan, kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat berkembang dan menyebabkan infeksi.

B.   Klasifikasi
Secara klinis sinusitis dibagi atas berbagai jenis, termasuk:
1.    Sinusitis akut: Sebuah kondisi mendadak seperti gejala seperti pilek, hidung tersumbat dan nyeri wajah yang tidak hilang setelah 10 sampai 14 hari. Sinusitis akut biasanya berlangsung 4 minggu atau kurang.
2.    Sinusitis subakut: Sebuah peradangan yang berlangsung 4 sampai 8 minggu.
3.    Sinusitis kronis: Suatu kondisi yang ditandai dengan gejala radang sinus yang berlangsung 8 minggu atau lebih.
4.    Sinusitis berulang: Beberapa serangan dalam setahun

C.   Penyebab
1.        Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung), segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis. Termasuk flu biasa, rhinitis alergi (pembengkakan pada lapisan hidung), polip hidung (pertumbuhan kecil di lapisan hidung), atau septum menyimpang (pergeseran di rongga hidung)
2.        Dentogenik/Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi), yang sering menyebabkan sinusitis infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan molar)

D.   Gejala
Pada penderita sinusitis, biasanya bisa di temukan gejala-gejala seperti di bawah ini :
·           Napas berbau
·           Sakit kepala
·           Hidung tersumbat
·           Postnasal Drip
·           Batuk, biasanya akan memburuk saat malam
·           Rasa sakit atau adanya tekanan di daerah dahi, pipi, hidung & di antara mata
·           Berkurangnya daya pengecap
·           Hidung terus meler dengan warna hijau pekat
·           Demam
·           Berkurangnya daya penciuman
·           gejala memburuk ketika malam hari
E.   Komplikasi
Komplikasi sinusitis lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada orang dewasa. Jika anak anda mengalami sinusitis dan telah pembengkakan di sekitar tulang pipi atau kelopak mata, ini mungkin merupakan infeksi bakteri pada jaringan kulit dan lembut atau infeksi pada jaringan sekitarnya mata.Jika Anda melihat gejala ini, bawa anak Anda untuk periksa ke dokter, yang mungkin mereka akan merujuk ke spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT).
Infeksi tulang, bila kondisinya parah, antibiotik sering dapat mengendalikan penyebaran infeksi ke tulang di dekatnya. Namun, dalam kasus yang sangat jarang (sekitar satu dari 10.000), infeksi dapat menyebar ke daerah sekitar mata, tulang, darah atau otak

F.    Pengobatan
1.    Sinusitis karena virus
       Untuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan dekongestan.

2.    Sinusitis karena bakteri
                   Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri apabila terdapat gejala nyeri pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan antibiotika. Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang paling sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar benar pas harus menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu 5-7 hari. Tetapi ini tidak menjamin bahwa obat yang diberikan akan cocok dengan bakterinya, apalagi sekarang ini banyak resistensi obat berganda, sehingga sebaiknya sebelum minum pertama kali obat antibiotik dilakukan terlebih dahulu kultur swab hidung, di mana hasil kultur bisa saja cocok/tidak dengan pengobatan yang diberikan.
                   Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah “Streptococcus pneumonia”, “Haemophilus influenza”, “Moraxella catarrhalis”, “Staphylococcus aureus”, dan “Streptococcus pyogenes’.
       Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini. Beberapa pilihan antiobiotika seperti ampxicillin, cefaclor, azithromycin, dan cotrimoxazale. Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk memberikan ampxicillin plus asam klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari.
                   Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan drainase cairan mukus. Pada kasus kasus yang kronis, dapat dipertimbangkan melakukan drainase cairan mukus dengan cara pembedahan. Cara lainnya yaitu memasukkan kain kasa yang berfungsi sebagai penyerap dan mengeluarkannya kembali, hal ini dilakukan terutama bagi mereka yang tak mampu membuang/mengeluarkan ingusnya sendiri.
.

No comments:

Post a Comment

Pengukuran Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI. Komponen PSQI d...