Monday 2 January 2017

kehamilan, senam hamil dan persalinan

Konsep Kehamilan
1.        Pengertian Kehamilan
                      Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo, 2007).
                      Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Hanya jika semua peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2005).

2.        Perubahan-perubahan Fisik dan Psikologis Selama Kehamilan
a.          Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester I
1.        Perubahan Fisik pada Trimester I
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester I adalah :
1)        Pembesaran Payudara
                   Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
2)        Sering Buang Air Kecil
                   Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester Il dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
3)        Konstipasi
                   Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
4)        Morning Sickness
                   Mual dan muntah hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
5)        Merasa lelah
                   Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara fisik dan emosional untuk kehamilan.
Juga peningkatan hormonal yang dapat mempengaruhi pola tidur.
6)        Sakit Kepala
                   Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh ibu hamil pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk atau tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala atau pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
7)        Kram Perut
                   Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
8)        Meludah
                   Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
9)        Peningkatan Berat Badan
                   Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang kancing atau rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.
2.        Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester I adalah :
1)        Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2)        Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan, bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3)        Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4)        Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.
5)        Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan merahasiakannya.

b.      Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II
1.        Perubahan Fisik pada Trimester II
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester II adalah :
1)        Perut Semakin Membesar
                   Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
2)        Sendawa dan Buang Angin
                   Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman.
3)        Pelupa
                   Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya. Ada beberapa teori tentang hal ini, diantaranya adalah karena tubuh ibu hamil terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran.
4)        Rasa Panas di Perut
                   Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
5)        Pertumbuhan Rambut dan Kuku
                   Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
6)        Sakit Perut Bagian Bawah
                   Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap.
7)        Pusing
                   Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
8)        Hidung dan Gusi berdarah
                   Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan dan terkadang mengalami sumbatan di hidung. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan hormonal.
9)        Perubahan Kulit
                   Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan tersebut bisa berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari pusar (umbilicus) sampai ke tulang pubis yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk sang ibu kurang asam folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.
10)    Payudara
                   Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut kolostrum. Puting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar puting, dan itu adalah kelenjar kulit.
11)    Kram Pada Kaki
                   Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang cukup. Jika terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan jari-jari kaki ke arah atas.
12)    Sedikit Pembengkakan
                   Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
2.        Perubahan Psikologis pada Trimester Il (Periode Kesehatan yang Baik)
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester II adalah :
1)        Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi
2)        Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3)        Merasakan gerakan anak
4)        Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5)        Libido meningkat
6)        Menuntut perhatian dan cinta
7)        Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8)        Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu
9)        Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru
c.         Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III
1.        Perubahan Fisik pada Trimester III
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester III adalah :
1)        Sakit Bagian Tubuh Belakang
                   Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
2)        Payudara
                   Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan bayi pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada trimester ini ibu hamil akan merasakan hal itu, yakni keluarnya colostrum.
3)        Konstipasi
                   Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
4)        Pernafasan
                   Karena adanya perubahan hormonal yang mempengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah (yang membatasi perut dan dada). Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma atau tulang iga ibu.
5)        Sering Kencing
                   Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandun kencing ibu hamil.
6)        Masalah Tidur
                   Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
7)        Varises
                   Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
8)        Kontraksi Perut
                   Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
9)        Bengkak
                   Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
10)    Kram Pada Kaki
                   Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena kekurangan kalsium.
11)    Cairan Vagina
                   Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan lebih cair.
2.        Perubahan Psikologis pada Trimester III
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester III adalah :
1)        Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik
2)        Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
3)        Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya
4)        Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
5)        Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
6)        Merasa kehilangan perhatian
7)        Perasaan mudah terluka (sensitif)
8)        Libido menurun

Konsep Senam Hamil
1.        Pengertian
Pada ibu hamil sangat dibutuhkan tubuh yang sehat dan bugar, di upayakan dengan makan dan tidur, cukup istirahat dan olah tubuh sesuai takaran. Dengan tubuh bugar dan sehat, ibu hamil dapat menjalankan tugas rutin sehari-hari, menurunkan stress akibat rasa cemas yang dihadapi menjelang persalinan. Jenis Olah tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil. Gerakan senam hamil disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik seperti pada organ genital, perut tambah membesar, dan lain lain. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, ibu hamil dapat mengikuti dan menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal. Aktif berolahraga senam kehamilan, jalan pagi atau sore selama kehamilan akan membantu seorang wanita hamil merasa lebih mudah melalui masa-masa 9 bulan kehamilannya dan membantu melancarkan saat proses persalinan (Maryunani dan Sukarti, 2011; Sekar. S. 2012).
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Senam hamil merupakan suatu usaha untuk mencapai kondisi yang optimal dalam mempersiapkan proses persalinan dengan cara dirancang latihan-latihan bagi ibu hamil (Mufdlilah, 2009; Maryunani dan Sukarti, 2011).

2.        Alasan Senam Hamil
Senam hamil sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil dengan alasan antara lain :
1)      Senam hamil merupakan salah satu cara untuk membuat ibu hamil nyaman dan mudah dalam persalinan.
2)      Senam hamil mengakibatkan peningkatan norepinefrin di dalam otak, sehingga meningkatkan daya kerja dan mengurangi rasa tegang (Maryunani dan Sukarti, 2011).

3.        Tujuan
1)      Persalinan yang fisiologis (alami) dengan ibu dan bayi sehat.
2)      Persiapan mental dan fisik untuk ibu hamil.
3)      Kontraksi dengan baik, ritmis dan kuat pada segmen bawah rahim, serviks, otot-otot dasar panggul.
4)      Relaksasi.
5)      Informasi kesehatan tentang kehamilan kepada ibu, suami, keluarga atau masyarakat (Mufdlilah, 2009).

4.    Manfaat Senam Hamil
Berikut ini adalah beberapa manfaat Senam Hamil antara lain:
1)      Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban kehamilan.
2)      Memperkuat otot untuk menopang tekanan tambahan.
3)      Membangun daya tahan tubuh.
4)      Memperbaiki sirkulasi dan respirasi.
5)      Menyesuaikan dengan adanya pertambahan berat badan dan perubahan keseimbangan.
6)      Meredakan ketegangan dan membantu relaks.
7)      Membentuk kebiasaan bemafas yang baik.
8)      Memperoleh kepercayaan dan sikap mental yang baik (Maryunani dan Sukarti, 2011).

5.    Indikasi
1)      Semua kasus kehamilan yang sehat.
2)      Usia kehamilan 4-6 bulan dan keluhan-keluhan sudah berkurang atau hilang. Tidak dimulai saat hamil lebih dari 8 bulan (kurang bermanfaat).
3)      Senam hamil aman yang sekarang di ajarkan adalah senam Pilates dengan teknik pernapasan (Mufdlilah, 2009; Subakti dan Anggrani, 2010).

6.    Kontraindikasi
1)      Anemia gravidarum.
2)      Hyperemesis gravidarum.
3)      Kehamilan ganda.
4)      Sesak nafas.
5)      Tekanan darah tinggi.
6)      Nyeri pinggang, pubis, dada.
7)      Tidak tahan dengan tempat panas atau lembab.
8)      Mola hydatidosa.
9)      Perdarahan pada kehamilan.
10)  Kelainan jantung.
11)  PEB (Pre eklamsia berat) (Mufdlilah, 2009).
7.        Peralatan
1)      Kaset.
2)      Tape recorder.
3)      Alas atau matras.
4)      Baju senam.
5)      Ruangan aman nyaman.

8.    Persyaratan
1)      Setiap kelas di ikuti 6-12 orang dengan umur kehamilan yang sama.
2)      Jauh dari keramaian.
3)      Tenang, bersih, dan warna cat yang terang.
4)      Ventilasi cukup.
5)      Dekat kamar mandi.
6)      Ruang dilengkapi cermin.
7)      Ada tiang besi yang kuat tertanam di tembok setinggi panggul ibu.
8)      Terdapat gambar yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, menyusui, perkembangan janin, dan sebagainya.
9)      Besar ruangan sesuai keadaan, jarak antara kasur 0,5 m.
10)  Ukuran kasur 80 x 200 m.
11)  Bantal tipis dan selimut (kalau perlu).
12)  Pakaian senam: longgar dan tertutup.

9.    Lama Senam
Pelaksanaan senam hamil sedikitnya seminggu sekali dalam waktu sekitar 30-60 menit. (Jannah, 2012; Mufdlilah, 2009).

10.    Metode Senam Hamil
Berikut ini adalah tahapan-tahapan Latihan Senam Hamil yakni:
1.      Latihan I
1)      Duduk rileks dan badan ditopang tangan dibelakang.
2)      Kaki diluruskan dengan sedikit terbuka.
3)      Gerakan latihan:
(1)  Gerakan kaki kanan dan kaki kiri kedepan dan kebelakang.
(2)  Putar persendian kaki melingkar kedalam dan keluar.
(3)  Bila mungkin angkat bokong dengan bantuan kedua tangan dan ujung kedua telapak kaki.
(4)  Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut.
(5)  
Kerutkan dan kendorkan otot dubur.
4)      Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali setiap gerakan.
2.      Latihan II 
1)      Sikap duduk tegak dengan badan disangga oleh tangan dibelakang badan.
2)      Kedua tungkai bawah lurus dalam posisi rapat.
3)      Tujuan latihan:
(1)  Melatih otot dasar panggul agar dapat berfungsi optimal saat persalinan.
(2)  (Meningkatkan peredaran darah alat kelamin bagian dalam sehingga sirkulasi menuju plasenta makin sempurna.
4)    Bentuk latihan :
(1)  Tempatkan tungkai kanan di atas tungkai bawah kiri, silih bergantian.
(2)  Kembangkan dan kempeskan otot dinding perut bagian bawah.
(3)  Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur.
(4)  Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali. -9
3.    Latihan III
1)      Sikap duduk bersila dengan tegak.
2)      Tangan di atas bahu sedangkan siku disamping badan.
3)      Tujuan latihan:
(1)  Melatih otot perut bagian atas.
(2)  Meningkatkan kemampuan sekat rongga badan untuk membantu persalinan.
4)      Bentuk latihan :
(1)  Lengan diletakkan didepan (dada).
(2)  Putar keatas dan kesamping, kebelakang dan selanjutnya kembali kedepan badan (dada).
(3)  Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali.

4.      Latihan IV
1)      Sikap duduk bersila dengan tumit bersekatan satu sama lain.
2)      Badan tegak rileks dan paha lemas.
3)      Kedua tangan di persendian lutut.
4)      Tujuan latihan:
(1)  Melatih otot punggung agar berfungsi dengan baik.
(2)  Meningkatkan peredaran darah kealat kelamin bagian dalam.
(3)  Melatih agar persendian tulang punggung jangan kaku.
5)      Bentuk latihan :
(1)  Tekanlah persendian lutut dengan berat badan sekitar 20 kali.
(2)  Badan diturunkan kedepan semaksimal mungkin.
5.      Latihan V
1)      Sikap latihan tidur di atas tempat tidur datar.
2)      Tangan di samping badan.
3)      Tungkai bawah di tekuk pada persendian lutut dengan sudut tungkai bawah bagian bawah sekitar 80-90 derajat.
4)      Tujuan latihan:
(1)  Melatih persendian tulang punggung bagian atas.
(2)  Melatih otot perut dan otot tulang belakang.
5)    Bentuk latihan :
(1)  Angkat badan dengan topangan pada ujung telapak kedua kaki dan bahu.
(2)  Pertahankan selama mungkin di atas dan selanjutnya turunkan perlahan-lahan.

6.      Latihan VI
1)      Sikap tidur terlentang di tempat tidur mendatar.
2)      Badan seluruhnya rileks.
3)      Tangan dan tungkai bawah lurus dengan rileks.
4)      Tujuan latihan:
(1)  Melatih persendian tulang punggung dan pinggul.
(2)  Meningkatkan peredaran darah menuju alat kelamin bagian dalam.
(3)  Meningkatkan peredaran darah menujujanin melalui plasenta.
5)    Bentuk latihan:
(1)  Badan dilemaskan pada tempat tidur
(2)  Tangan dan tungkai bawah membujur lurus.
(3)  Pinggul di angkat kekanan dan kekiri sambil melatih otot liang dubur.
(4)  Kembang dan kempeskan otot bagian bawah.
(5)  Lakukan latihan ini sedikitnya 10-15 kali.

7.      Latihan Pernapasan
1)      Sikap tubuh tidur terlentang di tempat tidur yang datar.
2)      Kedua tangan di samping badan dan tungkai bawah ditekuk pada lutut dan santai.
3)      Satu tangan di letakkan di atas perut.
4)      Tujuan latihan pernapasan:
(1)  Meningkatkan penerimaan konsumsi oksigen ibu dan janin.
(2)  Menghilangkan rasa takut dan tertekan.
(3)  Mengurangi nyeri saat kontraksi.
5)      Bentuk latihan :
(1)  Tarik nafas perlahan dari hidung serta pertahankan dalam paru beberapa saat.
(2)  Bersamaan dengan tarikan nafas tersebut, tangan yang berada di atas perut ikut serta di angkat mencapai kepala.
(3)  Keluarkan napas melalui mulut perlahan.
(4)  Tangan yang diangkat ikut serta diturunkan.
(5)  Lakukan gerakan latihan ini sekitar 8-10 kali dengan tangan silih berganti.
6)      Bentuk gerakan lain :
(1)  Tangan yang berada di atas perut di biarkan mengikuti gerak saat di lakukan tarikan dan saat mengeluarkannya.
(2)  Tangan tersebut seolah-olah memberikan pemberat pada perut untuk memperkuat diafragma (sekat rongga badan).

8.   Latihan relaksasi kombinasi
Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan latihan otot tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang dubur atau sama sekali relaksasi total.
1)      Sikap tubuh seperti merangkak.
2)      Bersikap tenang dan rileks.
3)      Badan disangga pada persendian bahu dan tulang belakang.
4)      Tujuan latihan kombinasi:
(1)  Melatih melemaskan persendian pinggul dan persendian tulang paha.
(2)  Melatih otot tulang belakang, otot dinding perut, dan otot liang dubur.
5)      Bentuk latihan :
(1)  Badan disangga persendian bahu dan tulang paha.
(2)  Lengkukan dan kendorkan tulang belakang.
(3)  Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut.
(4)  Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur.
(5)  Lakukan latihan ini 8-10 kali.
6)      Bentuk latihan yang lain :
(1)  Tidur miring dengan kaki membujur.
(2)  Telentang dengan disangga bantal pada bagian bawah lutut.
(3)  Tidur terlentang dengan kaki ditekuk.
(4)  Tidur miring dengan kaki ditekuk.
9.      Latihan Relaksasi dengan Posisi Duduk Telungkup
1)      Sikap tubuh duduk menghadap sandaran kursi.
2)      Kedua tangan disandaran kursi.
3)      Kepala diletakkan di atas tangan.
4)      Tujuan relaksasi:
(1)  Meningkatkan ketenangan.
(2)  Mengurangi pengaruh yang berasal dari luar.
(3)  Mengendalikan dan mengurangi rasa nyeri.
(4)  Latihan ini dapat dilakukan pada kala pertama (masa pembukaan pada proses persalinan) sehingga mengurangi nyeri.
5)      Bentuk latihan :
(1)  Tarik napas dalam dan perlahan.
(2)  Dilakukan pada kala pertama.

10.   Latihan Menurunkan dan Memasukkan Kepala Janin ke Pintu Atas Panggul.
Untuk mengusahakan agar kepala janin masuk pintu atas panggul dapat dilakukan latihan sebagai berikut:
1)    Sikap badan berdiri tegak danjongkok.38
2)    Berdiri dengan berpegangan pada sandaran tempat tidur atau kursi dan jongkok.
3)    Tujuan latihan:
(1)  Dengan jongkok selama beberapa waku diharapkan tulang panggul melengkung, sehingga rahim tertekan.
(2)  Sekat rongga badan menekan rahim sehingga kepalajanin dapat masuk pintu atas panggul.
4)    Bentuk latihan :
Lakukan berdiri dan jongkok, tahan beberapa saat sehingga tekanan pada rahim mencapai maksimal untuk memasukkan kepala janin ke pintu atas panggul. 
5)    Bentuk latihan lain :
Membersihkan lantai dengan tangan sambil bergerak sehingga tekanan sekat rongga badan dan tulang belakang menyebabkan masukknya kepala janin kedalam pintu atas panggul.
11.  Latihan Koordinasi Persalinan Urutan latihan adalah :
1)      Sikap badan dengan dagu diletakkan kearah dada sampai menyentuhnya.
2)      Tulang punggung di lengkungkan.
3)      Pinggul ditarik keatas.
4)      Paha ditarik kearah badan dengan jalan menarik persendian lutut dengan tangan mencapai siku.
5)      Badan melengkung demikian rupa sehingga terjadi hasil akhir kekuatan his untuk mengejan.

12.  Latihan Anti Sungsang
1)      Tujuan : Agar letak bayi normal, yaitu letak bayi dengan kepala di bawah dan kaki di atas.
2)      Posisi : ibu hamil merangkak
3)      Kegiatan :
(1)  Kepala diletakkan di antara kedua telapak tangan melihat ke samping.
(2)  Siku diturunkan dibawah dan bergeser sejauh mungkin kesamping sehingga dada menyentuh kasur selama setengah menit.
4)      Anjuran : buatlah 6 kali gerak dalam satu kali latihan dalam sehari.

13.  Senam yang harus dihindari
1)      Menaikkan kedua kaki bersamaan
2)    Sit - up dengan kaki lurus

14.    Metode Senam Pilates
Senam kehamilan sangat bermanfaat untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran anda. Kebugaran ini dapat diperoleh karena latihan senam Pilates melatih napas, merilekskan pikiran, dan melancarkan peredaran darah. Prinsip senam kehamilan ini pertama kali dirumuskan oleh Joseph Pilates pada tahun 1920 dengan metode pengontrolan kosentrasi dan kebugaran tubuh. Pilates memadukan gerakan yoga dan sename Banyak ibu hamil yang memilih olahraga. Dengan latihan Pilates tubuh akan menjadi lebih kuat dan segar, karena olahraga ini memang melatih otot—otot tubuh serta elastisitas (Subakti dan Anggrani, 2010; Naviri, 2012).
15.   Hal-hal yang perlu diperhatikan
1)     Gerakan senam jangan dipaksakan tetapi sesuai dengan kemampuan klien.
2)  Setelah senam klien dianjurkan untuk minum air putih. (Maryunani dan Sukaryati, 2011).

11.         Jadwal Pelaksanaan Senam Hamil
Senam hamil sebaiknya mulai dilaksanakan ketika usia kehamilan 4-6 bulan. Jika senam hamil dilaksanakan selambat-lambatnya pada usia kehamilan 6 bulan atau 24 minggu dan ibu hamil mengikuti terus kegiatan senam hamil, maka akan didapatkan setidaknya 12 kali kegiatan senam hamil. Senam hamil disebut rutin jika ibu telah mengikuti senam sebanyak minimal 10 kali. Kurang rutinjika mengikuti senam hamil antara 7 sampai 9 kali dan tidak rutinjika kurang dari 7 kali selama kehamilan (Sukaryati, 2011).

Konsep Persalinan
1.             Pengertian Persalinan (Inpartu)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnyaterjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanyapenyulit (JNPK-KR, 2007). Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi pada LBK (letak belakang kepala) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Purwaningsih, 2010). Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2005).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir (Sumarah, 2009). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu), lahir dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2008).

2.             Tanda-tanda Inpartu
Menurut Purwaningsih (2010) tanda-tanda inpartu, antara lain:
1.    Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2.    Keluar ledir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada servike
3.    Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4.    Pemerikasaan dalam : servik mendatar dan pembukaan telah ada.
3.             Tahapan persalinan
1.      Kala 1
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 (nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase :
1)      Fase laten (8 jam) : pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm.
2)      Fase aktif (7 jam) : pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Fase aktif di bagi menjadi 3 fase yaitu :
(1)  Fase akselerasi: pembukaan 3 cm menjadi 4 cm berlangsung 2 jam.
(2)  Fase dilatasi maksimal: pembukaan berlangsung sangat cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm, berlangsung 2 jam.
(3)  Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat 9 cm menjadi 10 cm, berlangsung 2 jam (Sumarah, 2009).
2.      Kala II
Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan keluarnya janin. Median durasinya adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit untuk multipara. Selama ini, aturan-aturan yang membatasi durasi kala dua. Kala dua persalinan pada nulipara dibatasi 2 jam dan multipara 1 jam. Aturan ini telah cukup ditegak didunia obstetri Amerika yang menyatakan forsep biasanya di indikasikan apabila kala 2 berlangsung lebih dari 2 jam. Aturan ini berasal dari kekhawatiran kesehatan janin (Cunningham, 2005).
3.      Kala III
Kala Ill dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Saifuddin, 2008). Biasanya plasenta akan lepas dalam 5 menit. Tanda-tanda plasenta lepas adalah:
1)      Keluar semburan darah dari vagina.
2)      Tali pusat memanjang.
3)      Uterus menjadi globuler dan teraba lebih keras.
4)      Pada saat plasenta masuk dalam vagina, fundus uteri meninggi (Siswosudarmo, 2008).
4.      Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum (Saifuddin, 2008). Kala IV dimaksutkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Obseravasi yang dilakukan pada kala IV adalah :
1)      Tingkat kesadaran penderita.
2)      Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
3)      Kontraksi uterus.
4)      Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 500 cc (Sumarah, 2009)

4.             Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
1.      Passage atau Jalan Lahir
Jalan lahir merupakan komponen yang sangat penting dalam proses persalinan yang terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Proses persalinan merupakan proses mekanisme yang melibatkan 3 faktor, yaitu jalan lahir, kekuatan yang mendorong dan akhirnya janin yang di dorong dalam satu mekanisme terpadu. Jalan lunak pada keadaan tertentu tidak akan membahayakan janin dan sangat menentukan proses persalinan (Manuaba, 1998).
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk PAP (Yanti, 2010) ada 4 bentuk dasar panggul, yaitu: Ginekoid : paling ideal, bulat 45%, Android: panggul pria, segitiga 15%, Anthropoid: agak lonjong seperti telur 35%, Jenis platipelloid: picak, menyempit arah muka belakang 5%. Ukuran-ukuran panggul luar menurut Sumarah (2008) yaitu :
(1)  Distansia spinarum: jarak antara kedua spina iliaka anterior superior (24-26 cm).
(2)  Distansia cristarum: jarak antara kedua crista iliaka sinistra dekstra (28-30 cm).
(3)  Konjugata ekstema (distansia boudeloque): diameter antara lumbal ke-5 dengan tepi atas symfisis pubis (18-20 cm).
(4)  Lingkar panggul: jarak antara tepi atas symfisis pubis ke pertengahan antara trockhater dan spinailika anterior superior kemudian ke lumbal ke-5 kembali ke Sisi sebelahnya sampai kembali ke tepi atas symfisis pubis (80-90 cm).
Kelenturan jalan lahir merupakan perineum yang lunak dan elastis serta cukup lebar, umumnya tidak memberikan kesukaran dalam kelahiran kepalajanin (Mochtar, 1998).
Alat genital perempuan mempunyai sifat yang lentur. Jalan lahir akan lentur pada perempuan yang rajin berolahraga atau rajin bersenggama. Olahraga renang dianjurkan karena dapat melenturkanjalan lahir dan otot-otot di sekitarnya. Jalan lahir yang lentur dapat melahirkan kepala bayi dengan lingkar kepala > 35 cm, padahal diameter awal vagina adalah 4 cm. Kelenturan jalan lahir berkurang bila calon ibu yang kurang olahraga, atau genitalnya sering terkena infeksi. Infeksi akan mempengaruhi jaringan ikat dan otot di bagian bawah dan membuat kelenturannya hilang (karena infeksi dapat membuat jalan lahir menjadi kaku). Bayi yang mempunyai lingkar kepala maksimal tidak akan dapat melewatinya (Sinsin, 2008).
2.      Passanger atau Janin
1)      Janin Besar
Bayi dengan berat 3500-4000 gram digolongkan bayi besar. Padajanin besar, faktor keturunan memegang peranan sangat penting, dijumpai pada wanita hamil dengan diabetes militus, pada postmaturitas dan pada grandemultipara. Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya kepala atau kepala yang lebih keras tidak dapat memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit melalui rongga panggul (Yanti, 2010; Wiknjosastro, 2007).
2)      Berat badanjanin
Janin (bayi) aterm mempunyai tanda cukup bulan, 280 hari (40 minggu) dengan berat badan sekitar 2500 sampai 3000 gram dan panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm (Saifudin, 2008; Manuaba, 1998). Menurut (Saifuddin, 2008, 376) bayi berat lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dibedakan menjadi:
(1)  Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram.
(2)  Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
(3)  Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
3.     Power
1)      His (Kontraksi Uterus)
His adalah kontraksi uterus (uterine contraction). Selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, uterus mengadakan kontraksi, tetapi frekuensi dan intensitasnya berbeda—beda. Pada akhir kala I atau kala Il, jumlah kontraksi adalah 3-4 kali tiap 10 menit (2-3 menit sekali) dengan intensitas 50-60 mmHg. Dengan adanya his maka terjadilah perubahan-perubahan pada serviks berubah pendataran dan pembukaan. Serviks yang mengalami edema karena mengejan pada saat pembukaan belum lengkap sehingga menghambat pembukaan lebih lanjut dan mengakibatkan ibu kelelahan mengejan sehingga menyebabkan kala II tidak maju atau kala II lama (Siswosudarmo, 2008). Sifat-sifat his yang baik adalah:
(1)  Teratur.
(2)  Makin lama makin sering, intensitas makin kuat, durasi makin lama.
(3)  Ada dominansi fundus.
(4)  Menghasilkan pembukaan dan atau penurunan kepala.
2)      Umur ibu
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun (Wiknjosastro, 2007). Usia di bawah 16 tahun atau diatas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia dibawah 16 tahun insiden preeklampsia sedangkan usia diatas 35 tahun meningkatkan insiden hipertensi kronis dan persalinan yang lama pada nulipara (Varney, 2007).
3)      Paritas
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati. Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan insiden komplikasi. Pada multipara dominasi fundus uteri lebih besar dengan kontraksi uterus lebih besar dengan kontraksi lebih kuat dan dasar panggul yang lebih rileks sehingga bayi lebih mudah melalui jalan lahir dan mengurangi lama persalinan. Namun pada grandemultipara, semakin banyak jumlah janin, persalinan secara progresif lebih lama. Hal ini diduga akibat keletihan pada otot-otot uterus. Semakin tinggi paritas insiden plasenta previa, perdarahan, mortalitas ibu dan mortalitas perinatal juga meningkat (Siswosudarmo, 2008; Varney, 2007).
4.      Penolong
Peran petugas kesehatan adalah memantau dengan seksama dan memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu, baik segi emosi atau perasaan maupun fisik (Saifuddin, 2008). Setelah terjadi pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran berkepanjangan dan menahan nafas, anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi. Meneran hanya menambah daya kontraksi untuk mengeluarkan bayi. Ibu dipimpin mengejan saat ada his atau kontraksi rahim, dan istirahat bila tidak ada his (JNPK-KR, 2007). Pada kasus yang ditangani oleh dukun atau tenaga paramedis yang tidak kompeten, sering kali penderita disuruh mengejan walaupun pembukaan belum lengkap. Akibatnya serviks menjadi edema dan menghambat pembukaan lebih lanjut, ibu mengalami kelelahan sehingga persalinan berlangsung lama. Pada kala II ibu sudah tidak dapat mengejan menyebabkan kala Il tidak maju atau kala II lama (Siswosudarmo, 2008).
5.      Kejiwaan Ibu atau Psikis Ibu
Perlu disadari bahwa persalinan adalah suatu tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan tabah, walaupun tidak jarang mereka merasa cemas dalam menghadapi masalah tersebut. Kecemasan tersebut antara lain meliputi: rasa cemas apakah mereka dapat mengatasi kesukaran yang terjadi, cemas apakah janin yang dikandung tidak cacat, dan cemas menghadapi rasa sakit (Winknjosastro, 2005). Kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekawatiran ibu, seluruhnya menyatu sehingga dapat memperberat nyeri fisik yang sudah ada. Kecemasan ibu meningkat semakin berat, sehingga terjadinya siklus nyeri - stress - nyeri dan seterusnya sehingga akhirnya ibu yang bersalin tidak mampu lagi bertahan. Kejadian seperti ini menyebabkan makin lamanya proses persalinan sehingga janin dapat mengalami kegawatan (fetal-distress). Pada kala II sering disebut prolonged second stage atau pembukaan lengkap ibu ingin mengedan tapi tidak ada kemajuan penurunan (Yanti, 2010).


No comments:

Post a Comment

Pengukuran Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI. Komponen PSQI d...