Konsep
Kehamilan
1.
Pengertian
Kehamilan
Kehamilan adalah penyatuan
sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan
ke-7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo, 2007).
Kehamilan didefinisikan
sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal
suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang
mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan
sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di
dalam uterus. Hanya jika semua peristiwa ini berlangsung baik, maka proses
perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2005).
2.
Perubahan-perubahan
Fisik dan Psikologis Selama Kehamilan
a.
Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester
I
1.
Perubahan Fisik pada Trimester I
Menurut
Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester I adalah :
1)
Pembesaran Payudara
Payudara
akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon kehamilan yang
menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi
pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
2)
Sering Buang Air Kecil
Keinginan
sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar
dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester Il dan
akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
3)
Konstipasi
Keluhan
ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon
progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang
efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan
nutrisi yang lebih baik saat hamil.
4)
Morning
Sickness
Mual
dan muntah hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai
sejak awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi
setiap saat.
5)
Merasa lelah
Hal
ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara fisik
dan emosional untuk kehamilan.
Juga peningkatan hormonal yang dapat mempengaruhi pola tidur.
Juga peningkatan hormonal yang dapat mempengaruhi pola tidur.
6)
Sakit Kepala
Sakit
kepala yang lebih sering dialami oleh ibu hamil pada awal kehamilan karena
adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi
dari duduk atau tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi
darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala atau pusing yang lebih sering
daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola
makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit
kepala.
7)
Kram Perut
Kram
perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian
perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit
dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan
hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot
dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
8)
Meludah
Keinginan
meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal sebab
hal ini termasuk gejala morning sickness.
9)
Peningkatan Berat Badan
Pada
akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang kancing
atau rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan
yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga, dan
ini semua karena pengaruh hormon esterogen yang menyebabkan pembesaran rahim
dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.
2.
Perubahan Psikologis pada Trimester I
(Periode Penyesuaian)
Menurut
Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester I adalah :
1)
Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang
merasa benci dengan kehamilannya.
2)
Kadang muncul penolakan, kecemasan dan
kesedihan, bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3)
Ibu akan selalu mencari tanda-tanda
apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan
dirinya.
4)
Setiap perubahan yang terjadi dalam
dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.
5)
Oleh karena perutnya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada
orang lain atau bahkan merahasiakannya.
b.
Perubahan Fisik dan Psikologis pada
Trimester II
1.
Perubahan Fisik pada Trimester II
Menurut Kurnia
(2009), perubahan fisik pada trimester II adalah :
1)
Perut Semakin Membesar
Setelah usia kehamilan 12
minggu, rahim akan membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan
tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas
rahim sejajar dengan pusar (umbilicus).
Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan
mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
2)
Sendawa dan Buang Angin
Sendawa dan buang angin akan
sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal karena akibat
adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu
hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman.
3)
Pelupa
Pada beberapa ibu hamil akan
menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya. Ada beberapa teori tentang hal ini,
diantaranya adalah karena tubuh ibu hamil terus bekerja berlebihan untuk
perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran.
4)
Rasa Panas di Perut
Rasa panas diperut adalah
keluhan yang paling sering terjadi selama kehamilan, karena meningkatnya
tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan
rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
5)
Pertumbuhan Rambut dan Kuku
Perubahan hormonal juga
menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan
kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi,
tidak perlu khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan
hilang setelah bayi lahir.
6)
Sakit Perut Bagian Bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu,
ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik
ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk
menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa
menit dan bersifat tidak menetap.
7)
Pusing
Pusing menjadi keluhan yang
sering terjadi selama kehamilan trimester kedua, karena ketika rahim membesar
akan menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
8)
Hidung dan Gusi berdarah
Hal ini juga terjadi karena
peningkatan aliran darah selama masa kehamilan dan terkadang mengalami sumbatan
di hidung. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan hormonal.
9)
Perubahan Kulit
Ibu hamil akan mengalami
perubahan pada kulit. Perubahan tersebut bisa berbentuk garis kecoklatan yang
dimulai dari pusar (umbilicus) sampai
ke tulang pubis yang disebut linea nigra.
Sedangkan kecoklatan pada wajah disebut chloasma
atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk sang ibu kurang asam
folat. Strecth mark terjadi karena
peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat
peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan
menggaruknya. Strecth mark tidak
dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan.
10) Payudara
Payudara akan semakin
membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut kolostrum. Puting
dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan
timbul disekitar puting, dan itu adalah kelenjar kulit.
11) Kram
Pada Kaki
Kram otot ini timbul karena
sirkulasi darah yang lebih lambat saat kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki
ke atas dan minum kalsium yang cukup. Jika terkena kram kaki ketika duduk atau
saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan jari-jari kaki ke arah atas.
12) Sedikit
Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi
normal pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena
perubahan hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua
akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki
bagian bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
2.
Perubahan Psikologis pada Trimester Il
(Periode Kesehatan yang Baik)
Menurut
Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester II adalah :
1)
Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi
2)
Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3)
Merasakan gerakan anak
4)
Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan
kekhawatiran
5)
Libido meningkat
6)
Menuntut perhatian dan cinta
7)
Merasa bahwa bayi sebagai individu yang
merupakan bagian dari dirinya
8)
Hubungan sosial meningkat dengan wanita
hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu
9)
Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus
pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru
c.
Perubahan Fisik dan Psikologis pada
Trimester III
1.
Perubahan Fisik pada Trimester III
Menurut
Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester III adalah :
1)
Sakit Bagian Tubuh Belakang
Sakit pada bagian tubuh
belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam
kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke
arah tulang belakang.
2)
Payudara
Keluarnya cairan dari
payudara, yaitu colostrum, merupakan makanan bayi pertama yang kaya akan
protein. Biasanya, pada trimester ini ibu hamil akan merasakan hal itu, yakni
keluarnya colostrum.
3)
Konstipasi
Pada trimester ini sering
terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang membesar kearah usus selain
perubahan hormon progesteron.
4)
Pernafasan
Karena adanya perubahan
hormonal yang mempengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36
minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh
adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah (yang membatasi perut
dan dada). Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu
sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan
bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut hilang, karena
berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah diafragma atau tulang iga ibu.
5)
Sering Kencing
Pembesaran rahim ketika
kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandun kencing ibu
hamil.
6)
Masalah Tidur
Setelah perut besar, bayi
akan sering menendang di malam hari sehingga merasa kesulitan untuk tidur
nyenyak.
7)
Varises
Peningkatan volume darah dan
alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang
mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina.
Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul yang
akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
8)
Kontraksi Perut
Braxton-Hicks
atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak
teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
9)
Bengkak
Perut dan bayi yang kian
membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan
pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut
edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
10) Kram
Pada Kaki
Kram kaki ini timbul karena
sirkulasi darah yang menurun, atau karena kekurangan kalsium.
11) Cairan
Vagina
Peningkatan cairan vagina
selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan,
cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan
cairan tersebut akan lebih cair.
2.
Perubahan Psikologis pada Trimester III
Menurut
Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester III adalah :
1)
Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa
dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik
2)
Merasa tidak menyenangkan ketika bayi
tidak lahir tepat waktu
3)
Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya
4)
Khawatir bayi akan dilahirkan dalam
keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
5)
Merasa sedih karena akan terpisah dari
bayinya
6)
Merasa kehilangan perhatian
7)
Perasaan mudah terluka (sensitif)
8)
Libido menurun
Konsep
Senam Hamil
1.
Pengertian
Pada ibu hamil
sangat dibutuhkan tubuh yang sehat dan bugar, di upayakan dengan makan dan
tidur, cukup istirahat dan olah tubuh sesuai takaran. Dengan tubuh bugar dan
sehat, ibu hamil dapat menjalankan tugas rutin sehari-hari, menurunkan stress
akibat rasa cemas yang dihadapi menjelang persalinan. Jenis Olah tubuh yang
paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil. Gerakan senam hamil
disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik seperti pada organ genital, perut
tambah membesar, dan lain lain. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan
intensif, ibu hamil dapat mengikuti dan menjaga kesehatan tubuh dan janin yang
dikandung secara optimal. Aktif berolahraga senam kehamilan, jalan pagi atau
sore selama kehamilan akan membantu seorang wanita hamil merasa lebih mudah
melalui masa-masa 9 bulan kehamilannya dan membantu melancarkan saat proses
persalinan (Maryunani dan Sukarti, 2011; Sekar. S. 2012).
Senam hamil
adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Senam hamil
merupakan suatu usaha untuk mencapai kondisi yang optimal dalam mempersiapkan
proses persalinan dengan cara dirancang latihan-latihan bagi ibu hamil
(Mufdlilah, 2009; Maryunani dan Sukarti, 2011).
2.
Alasan
Senam Hamil
Senam hamil
sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil dengan alasan antara lain :
1)
Senam hamil merupakan salah satu cara
untuk membuat ibu hamil nyaman dan mudah dalam persalinan.
2)
Senam hamil mengakibatkan peningkatan
norepinefrin di dalam otak, sehingga meningkatkan daya kerja dan mengurangi
rasa tegang (Maryunani dan Sukarti, 2011).
3.
Tujuan
1)
Persalinan yang fisiologis (alami)
dengan ibu dan bayi sehat.
2)
Persiapan mental dan fisik untuk ibu
hamil.
3)
Kontraksi dengan baik, ritmis dan kuat
pada segmen bawah rahim, serviks, otot-otot dasar panggul.
4)
Relaksasi.
5)
Informasi kesehatan tentang kehamilan
kepada ibu, suami, keluarga atau masyarakat (Mufdlilah, 2009).
4. Manfaat
Senam Hamil
Berikut ini
adalah beberapa manfaat Senam Hamil antara lain:
1)
Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam
menyangga beban kehamilan.
2)
Memperkuat otot untuk menopang tekanan
tambahan.
3)
Membangun daya tahan tubuh.
4)
Memperbaiki sirkulasi dan respirasi.
5)
Menyesuaikan dengan adanya pertambahan
berat badan dan perubahan keseimbangan.
6)
Meredakan ketegangan dan membantu
relaks.
7)
Membentuk kebiasaan bemafas yang baik.
8)
Memperoleh kepercayaan dan sikap mental
yang baik (Maryunani dan Sukarti, 2011).
5.
Indikasi
1)
Semua kasus kehamilan yang sehat.
2)
Usia kehamilan 4-6 bulan dan
keluhan-keluhan sudah berkurang atau hilang. Tidak dimulai saat hamil lebih
dari 8 bulan (kurang bermanfaat).
3)
Senam hamil aman yang sekarang di
ajarkan adalah senam Pilates dengan teknik pernapasan (Mufdlilah, 2009; Subakti
dan Anggrani, 2010).
6.
Kontraindikasi
1)
Anemia gravidarum.
2)
Hyperemesis gravidarum.
3)
Kehamilan ganda.
4)
Sesak nafas.
5)
Tekanan darah tinggi.
6)
Nyeri pinggang, pubis, dada.
7)
Tidak tahan dengan tempat panas atau
lembab.
8)
Mola hydatidosa.
9)
Perdarahan pada kehamilan.
10) Kelainan
jantung.
11) PEB
(Pre eklamsia berat) (Mufdlilah, 2009).
7.
Peralatan
1)
Kaset.
2)
Tape recorder.
3)
Alas atau matras.
4)
Baju senam.
5)
Ruangan aman nyaman.
8.
Persyaratan
1)
Setiap kelas di ikuti 6-12 orang dengan
umur kehamilan yang sama.
2)
Jauh dari keramaian.
3)
Tenang, bersih, dan warna cat yang
terang.
4)
Ventilasi cukup.
5)
Dekat kamar mandi.
6)
Ruang dilengkapi cermin.
7)
Ada tiang besi yang kuat tertanam di
tembok setinggi panggul ibu.
8)
Terdapat gambar yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan, menyusui, perkembangan janin, dan sebagainya.
9)
Besar ruangan sesuai keadaan, jarak
antara kasur 0,5 m.
10) Ukuran
kasur 80 x 200 m.
11) Bantal
tipis dan selimut (kalau perlu).
12) Pakaian
senam: longgar dan tertutup.
9.
Lama Senam
Pelaksanaan
senam hamil sedikitnya seminggu sekali dalam waktu sekitar 30-60 menit.
(Jannah, 2012; Mufdlilah, 2009).
10. Metode Senam Hamil
Berikut
ini adalah tahapan-tahapan Latihan Senam Hamil yakni:
1.
Latihan I
1)
Duduk rileks dan badan ditopang tangan
dibelakang.
2)
Kaki diluruskan dengan sedikit terbuka.
3)
Gerakan latihan:
(1) Gerakan
kaki kanan dan kaki kiri kedepan dan kebelakang.
(2) Putar
persendian kaki melingkar kedalam dan keluar.
(3) Bila
mungkin angkat bokong dengan bantuan kedua tangan dan ujung kedua telapak kaki.
(4) Kembangkan
dan kempiskan otot dinding perut.
(5)
Kerutkan dan kendorkan otot dubur.
Kerutkan dan kendorkan otot dubur.
4)
Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali
setiap gerakan.
2.
Latihan II
1)
Sikap duduk tegak dengan badan disangga
oleh tangan dibelakang badan.
2)
Kedua tungkai bawah lurus dalam posisi
rapat.
3)
Tujuan latihan:
(1) Melatih
otot dasar panggul agar dapat berfungsi optimal saat persalinan.
(2) (Meningkatkan
peredaran darah alat kelamin bagian dalam sehingga sirkulasi menuju plasenta
makin sempurna.
4)
Bentuk latihan :
(1) Tempatkan
tungkai kanan di atas tungkai bawah kiri, silih bergantian.
(2) Kembangkan
dan kempeskan otot dinding perut bagian bawah.
(3) Kerutkan
dan kendorkan otot liang dubur.
(4) Lakukan
gerakan ini sedikitnya 8-10 kali. -9
3.
Latihan III
1)
Sikap duduk bersila dengan tegak.
2)
Tangan di atas bahu sedangkan siku
disamping badan.
3)
Tujuan latihan:
(1) Melatih
otot perut bagian atas.
(2) Meningkatkan
kemampuan sekat rongga badan untuk membantu persalinan.
4)
Bentuk latihan :
(1) Lengan
diletakkan didepan (dada).
(2) Putar
keatas dan kesamping, kebelakang dan selanjutnya kembali kedepan badan (dada).
(3) Lakukan
latihan ini sedikitnya 8-10 kali.
4.
Latihan IV
1)
Sikap duduk bersila dengan tumit
bersekatan satu sama lain.
2)
Badan tegak rileks dan paha lemas.
3)
Kedua tangan di persendian lutut.
4)
Tujuan latihan:
(1) Melatih
otot punggung agar berfungsi dengan baik.
(2) Meningkatkan
peredaran darah kealat kelamin bagian dalam.
(3) Melatih
agar persendian tulang punggung jangan kaku.
5)
Bentuk latihan :
(1) Tekanlah
persendian lutut dengan berat badan sekitar 20 kali.
(2) Badan
diturunkan kedepan semaksimal mungkin.
5.
Latihan V
1)
Sikap latihan tidur di atas tempat tidur
datar.
2)
Tangan di samping badan.
3)
Tungkai bawah di tekuk pada persendian
lutut dengan sudut tungkai bawah bagian bawah sekitar 80-90 derajat.
4)
Tujuan latihan:
(1) Melatih
persendian tulang punggung bagian atas.
(2) Melatih
otot perut dan otot tulang belakang.
5)
Bentuk latihan :
(1) Angkat
badan dengan topangan pada ujung telapak kedua kaki dan bahu.
(2) Pertahankan
selama mungkin di atas dan selanjutnya turunkan perlahan-lahan.
6.
Latihan VI
1)
Sikap tidur terlentang di tempat tidur
mendatar.
2)
Badan seluruhnya rileks.
3)
Tangan dan tungkai bawah lurus dengan
rileks.
4)
Tujuan latihan:
(1) Melatih
persendian tulang punggung dan pinggul.
(2) Meningkatkan
peredaran darah menuju alat kelamin bagian dalam.
(3) Meningkatkan
peredaran darah menujujanin melalui plasenta.
5)
Bentuk latihan:
(1) Badan
dilemaskan pada tempat tidur
(2) Tangan
dan tungkai bawah membujur lurus.
(3) Pinggul
di angkat kekanan dan kekiri sambil melatih otot liang dubur.
(4) Kembang
dan kempeskan otot bagian bawah.
(5) Lakukan
latihan ini sedikitnya 10-15 kali.
7.
Latihan Pernapasan
1)
Sikap tubuh tidur terlentang di tempat
tidur yang datar.
2)
Kedua tangan di samping badan dan
tungkai bawah ditekuk pada lutut dan santai.
3)
Satu tangan di letakkan di atas perut.
4)
Tujuan latihan pernapasan:
(1) Meningkatkan
penerimaan konsumsi oksigen ibu dan janin.
(2) Menghilangkan
rasa takut dan tertekan.
(3) Mengurangi
nyeri saat kontraksi.
5)
Bentuk latihan :
(1) Tarik
nafas perlahan dari hidung serta pertahankan dalam paru beberapa saat.
(2) Bersamaan
dengan tarikan nafas tersebut, tangan yang berada di atas perut ikut serta di
angkat mencapai kepala.
(3) Keluarkan
napas melalui mulut perlahan.
(4) Tangan
yang diangkat ikut serta diturunkan.
(5) Lakukan
gerakan latihan ini sekitar 8-10 kali dengan tangan silih berganti.
6)
Bentuk gerakan lain :
(1) Tangan
yang berada di atas perut di biarkan mengikuti gerak saat di lakukan tarikan
dan saat mengeluarkannya.
(2) Tangan
tersebut seolah-olah memberikan pemberat pada perut untuk memperkuat diafragma
(sekat rongga badan).
8. Latihan relaksasi kombinasi
Latihan
relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan latihan otot tulang belakang, otot
dinding perut dan otot liang dubur atau sama sekali relaksasi total.
1)
Sikap tubuh seperti merangkak.
2)
Bersikap tenang dan rileks.
3)
Badan disangga pada persendian bahu dan
tulang belakang.
4)
Tujuan latihan kombinasi:
(1) Melatih
melemaskan persendian pinggul dan persendian tulang paha.
(2) Melatih
otot tulang belakang, otot dinding perut, dan otot liang dubur.
5)
Bentuk latihan :
(1) Badan
disangga persendian bahu dan tulang paha.
(2) Lengkukan
dan kendorkan tulang belakang.
(3) Kembangkan
dan kempiskan otot dinding perut.
(4) Kerutkan
dan kendorkan otot liang dubur.
(5) Lakukan
latihan ini 8-10 kali.
6)
Bentuk latihan yang lain :
(1) Tidur
miring dengan kaki membujur.
(2) Telentang
dengan disangga bantal pada bagian bawah lutut.
(3) Tidur
terlentang dengan kaki ditekuk.
(4) Tidur
miring dengan kaki ditekuk.
9. Latihan
Relaksasi dengan Posisi Duduk Telungkup
1) Sikap
tubuh duduk menghadap sandaran kursi.
2) Kedua
tangan disandaran kursi.
3) Kepala
diletakkan di atas tangan.
4) Tujuan
relaksasi:
(1) Meningkatkan
ketenangan.
(2) Mengurangi
pengaruh yang berasal dari luar.
(3) Mengendalikan
dan mengurangi rasa nyeri.
(4) Latihan ini
dapat dilakukan pada kala pertama (masa pembukaan pada proses persalinan)
sehingga mengurangi nyeri.
5) Bentuk
latihan :
(1) Tarik napas
dalam dan perlahan.
(2) Dilakukan pada
kala pertama.
10. Latihan Menurunkan dan Memasukkan Kepala Janin
ke Pintu Atas Panggul.
Untuk
mengusahakan agar kepala janin masuk pintu atas panggul dapat dilakukan latihan
sebagai berikut:
1) Sikap
badan berdiri tegak danjongkok.38
2) Berdiri
dengan berpegangan pada sandaran tempat tidur atau kursi dan jongkok.
3) Tujuan
latihan:
(1) Dengan jongkok
selama beberapa waku diharapkan tulang panggul melengkung, sehingga rahim
tertekan.
(2) Sekat rongga
badan menekan rahim sehingga kepalajanin dapat masuk pintu atas panggul.
4) Bentuk
latihan :
Lakukan
berdiri dan jongkok, tahan beberapa saat sehingga tekanan pada rahim mencapai
maksimal untuk memasukkan kepala janin ke pintu atas panggul.
5) Bentuk
latihan lain :
Membersihkan
lantai dengan tangan sambil bergerak sehingga tekanan sekat rongga badan dan
tulang belakang menyebabkan masukknya kepala janin kedalam pintu atas panggul.
11. Latihan
Koordinasi Persalinan Urutan latihan adalah :
1) Sikap
badan dengan dagu diletakkan kearah dada sampai menyentuhnya.
2) Tulang
punggung di lengkungkan.
3) Pinggul
ditarik keatas.
4) Paha
ditarik kearah badan dengan jalan menarik persendian lutut dengan tangan
mencapai siku.
5) Badan
melengkung demikian rupa sehingga terjadi hasil akhir kekuatan his untuk
mengejan.
12. Latihan
Anti Sungsang
1) Tujuan
: Agar letak bayi normal, yaitu letak bayi dengan kepala di bawah dan kaki di
atas.
2) Posisi
: ibu hamil merangkak
3) Kegiatan
:
(1) Kepala
diletakkan di antara kedua telapak tangan melihat ke samping.
(2) Siku diturunkan
dibawah dan bergeser sejauh mungkin kesamping sehingga dada menyentuh kasur
selama setengah menit.
4) Anjuran
: buatlah 6 kali gerak dalam satu kali latihan dalam sehari.
13. Senam yang
harus dihindari
1) Menaikkan
kedua kaki bersamaan
2) Sit
- up dengan kaki lurus
14. Metode Senam Pilates
Senam
kehamilan sangat bermanfaat untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran anda.
Kebugaran ini dapat diperoleh karena latihan senam Pilates melatih napas,
merilekskan pikiran, dan melancarkan peredaran darah. Prinsip senam kehamilan
ini pertama kali dirumuskan oleh Joseph Pilates pada tahun 1920 dengan metode
pengontrolan kosentrasi dan kebugaran tubuh. Pilates memadukan gerakan yoga dan
sename Banyak ibu hamil yang memilih olahraga. Dengan latihan Pilates tubuh
akan menjadi lebih kuat dan segar, karena olahraga ini memang melatih otot—otot
tubuh serta elastisitas (Subakti dan Anggrani, 2010; Naviri, 2012).
15. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Gerakan senam jangan dipaksakan tetapi
sesuai dengan kemampuan klien.
2) Setelah senam klien dianjurkan untuk
minum air putih. (Maryunani dan Sukaryati, 2011).
11.
Jadwal Pelaksanaan Senam Hamil
Senam
hamil sebaiknya mulai dilaksanakan ketika usia kehamilan 4-6 bulan. Jika senam
hamil dilaksanakan selambat-lambatnya pada usia kehamilan 6 bulan atau 24
minggu dan ibu hamil mengikuti terus kegiatan senam hamil, maka akan didapatkan
setidaknya 12 kali kegiatan senam hamil. Senam hamil disebut rutin jika ibu
telah mengikuti senam sebanyak minimal 10 kali. Kurang rutinjika mengikuti
senam hamil antara 7 sampai 9 kali dan tidak rutinjika kurang dari 7 kali
selama kehamilan (Sukaryati, 2011).
Konsep Persalinan
1.
Pengertian
Persalinan (Inpartu)
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnyaterjadi
pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanyapenyulit (JNPK-KR, 2007).
Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi
pada LBK (letak belakang kepala) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam (Purwaningsih, 2010). Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro,
2005).
Kelahiran
adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir
(Sumarah, 2009). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan. Lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu), lahir dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin,
2008).
2.
Tanda-tanda
Inpartu
Menurut
Purwaningsih (2010) tanda-tanda inpartu, antara lain:
1. Rasa
sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar
ledir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada servike
3. Kadang-kadang
ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pemerikasaan
dalam : servik mendatar dan pembukaan telah ada.
3.
Tahapan
persalinan
1. Kala
1
Kala
I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 (nol) sampai
pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang
terbagi menjadi 2 fase :
1) Fase
laten (8 jam) : pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm.
2) Fase
aktif (7 jam) : pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Fase aktif di
bagi menjadi 3 fase yaitu :
(1) Fase
akselerasi: pembukaan 3 cm menjadi 4 cm berlangsung 2 jam.
(2) Fase dilatasi
maksimal: pembukaan berlangsung sangat cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm,
berlangsung 2 jam.
(3) Fase
deselerasi: pembukaan menjadi lambat 9 cm menjadi 10 cm, berlangsung 2 jam
(Sumarah, 2009).
2. Kala
II
Tahap
ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan keluarnya
janin. Median durasinya adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit untuk
multipara. Selama ini, aturan-aturan yang membatasi durasi kala dua. Kala dua
persalinan pada nulipara dibatasi 2 jam dan multipara 1 jam. Aturan ini telah
cukup ditegak didunia obstetri Amerika yang menyatakan forsep biasanya di
indikasikan apabila kala 2 berlangsung lebih dari 2 jam. Aturan ini berasal
dari kekhawatiran kesehatan janin (Cunningham, 2005).
3. Kala
III
Kala
Ill dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit (Saifuddin, 2008). Biasanya plasenta akan lepas dalam
5 menit. Tanda-tanda plasenta lepas adalah:
1) Keluar
semburan darah dari vagina.
2) Tali
pusat memanjang.
3) Uterus
menjadi globuler dan teraba lebih keras.
4) Pada
saat plasenta masuk dalam vagina, fundus uteri meninggi (Siswosudarmo, 2008).
4. Kala
IV
Dimulai
dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum (Saifuddin, 2008).
Kala IV dimaksutkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Obseravasi yang dilakukan pada kala
IV adalah :
1) Tingkat
kesadaran penderita.
2) Pemeriksaan
tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
3) Kontraksi
uterus.
4) Terjadinya
perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 500
cc (Sumarah, 2009)
4.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persalinan
1. Passage atau Jalan Lahir
Jalan
lahir merupakan komponen yang sangat penting dalam proses persalinan yang
terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Proses persalinan
merupakan proses mekanisme yang melibatkan 3 faktor, yaitu jalan lahir,
kekuatan yang mendorong dan akhirnya janin yang di dorong dalam satu mekanisme
terpadu. Jalan lunak pada keadaan tertentu tidak akan membahayakan janin dan
sangat menentukan proses persalinan (Manuaba, 1998).
Berdasarkan
pada ciri-ciri bentuk PAP (Yanti, 2010) ada 4 bentuk dasar panggul, yaitu: Ginekoid
: paling ideal, bulat 45%, Android: panggul pria, segitiga 15%, Anthropoid:
agak lonjong seperti telur 35%, Jenis platipelloid: picak, menyempit arah muka
belakang 5%. Ukuran-ukuran panggul luar menurut Sumarah (2008) yaitu :
(1) Distansia
spinarum: jarak antara kedua spina iliaka anterior superior (24-26 cm).
(2) Distansia
cristarum: jarak antara kedua crista iliaka sinistra dekstra (28-30 cm).
(3) Konjugata
ekstema (distansia boudeloque): diameter antara lumbal ke-5 dengan tepi atas
symfisis pubis (18-20 cm).
(4) Lingkar
panggul: jarak antara tepi atas symfisis pubis ke pertengahan antara trockhater
dan spinailika anterior superior kemudian ke lumbal ke-5 kembali ke Sisi
sebelahnya sampai kembali ke tepi atas symfisis pubis (80-90 cm).
Kelenturan
jalan lahir merupakan perineum yang lunak dan elastis serta cukup lebar,
umumnya tidak memberikan kesukaran dalam kelahiran kepalajanin (Mochtar, 1998).
Alat
genital perempuan mempunyai sifat yang lentur. Jalan lahir akan lentur pada
perempuan yang rajin berolahraga atau rajin bersenggama. Olahraga renang
dianjurkan karena dapat melenturkanjalan lahir dan otot-otot di sekitarnya.
Jalan lahir yang lentur dapat melahirkan kepala bayi dengan lingkar kepala >
35 cm, padahal diameter awal vagina adalah 4 cm. Kelenturan jalan lahir
berkurang bila calon ibu yang kurang olahraga, atau genitalnya sering terkena
infeksi. Infeksi akan mempengaruhi jaringan ikat dan otot di bagian bawah dan
membuat kelenturannya hilang (karena infeksi dapat membuat jalan lahir menjadi
kaku). Bayi yang mempunyai lingkar kepala maksimal tidak akan dapat melewatinya
(Sinsin, 2008).
2. Passanger atau Janin
1) Janin
Besar
Bayi
dengan berat 3500-4000 gram digolongkan bayi besar. Padajanin besar, faktor
keturunan memegang peranan sangat penting, dijumpai pada wanita hamil dengan
diabetes militus, pada postmaturitas dan pada grandemultipara. Kesukaran yang
ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya kepala atau kepala yang
lebih keras tidak dapat memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu yang
lebar sulit melalui rongga panggul (Yanti, 2010; Wiknjosastro, 2007).
2) Berat
badanjanin
Janin
(bayi) aterm mempunyai tanda cukup bulan, 280 hari (40 minggu) dengan berat
badan sekitar 2500 sampai 3000 gram dan panjang badan sekitar 50 sampai 55 cm
(Saifudin, 2008; Manuaba, 1998). Menurut (Saifuddin, 2008, 376) bayi berat
lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram. Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah dibedakan menjadi:
(1) Bayi berat
lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram.
(2) Bayi berat
lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
(3) Bayi berat
lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
3. Power
1) His
(Kontraksi Uterus)
His
adalah kontraksi uterus (uterine
contraction). Selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, uterus
mengadakan kontraksi, tetapi frekuensi dan intensitasnya berbeda—beda. Pada
akhir kala I atau kala Il, jumlah kontraksi adalah 3-4 kali tiap 10 menit (2-3
menit sekali) dengan intensitas 50-60 mmHg. Dengan adanya his maka terjadilah
perubahan-perubahan pada serviks berubah pendataran dan pembukaan. Serviks yang
mengalami edema karena mengejan pada saat pembukaan belum lengkap sehingga
menghambat pembukaan lebih lanjut dan mengakibatkan ibu kelelahan mengejan
sehingga menyebabkan kala II tidak maju atau kala II lama (Siswosudarmo, 2008).
Sifat-sifat his yang baik adalah:
(1) Teratur.
(2) Makin lama
makin sering, intensitas makin kuat, durasi makin lama.
(3) Ada dominansi
fundus.
(4) Menghasilkan
pembukaan dan atau penurunan kepala.
2) Umur
ibu
Dalam
kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada
usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian
maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat
kembali sesudah usia 30-35 tahun (Wiknjosastro, 2007). Usia di bawah 16 tahun
atau diatas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia
dibawah 16 tahun insiden preeklampsia sedangkan usia diatas 35 tahun
meningkatkan insiden hipertensi kronis dan persalinan yang lama pada nulipara
(Varney, 2007).
3) Paritas
Paritas
adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan 500 gram
yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati. Paritas mempengaruhi durasi
persalinan dan insiden komplikasi. Pada multipara dominasi fundus uteri lebih
besar dengan kontraksi uterus lebih besar dengan kontraksi lebih kuat dan dasar
panggul yang lebih rileks sehingga bayi lebih mudah melalui jalan lahir dan
mengurangi lama persalinan. Namun pada grandemultipara, semakin banyak jumlah
janin, persalinan secara progresif lebih lama. Hal ini diduga akibat keletihan
pada otot-otot uterus. Semakin tinggi paritas insiden plasenta previa,
perdarahan, mortalitas ibu dan mortalitas perinatal juga meningkat
(Siswosudarmo, 2008; Varney, 2007).
4. Penolong
Peran
petugas kesehatan adalah memantau dengan seksama dan memberikan dukungan serta
kenyamanan pada ibu, baik segi emosi atau perasaan maupun fisik (Saifuddin, 2008).
Setelah terjadi pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada
dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran
berkepanjangan dan menahan nafas, anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.
Meneran hanya menambah daya kontraksi untuk mengeluarkan bayi. Ibu dipimpin
mengejan saat ada his atau kontraksi rahim, dan istirahat bila tidak ada his
(JNPK-KR, 2007). Pada kasus yang ditangani oleh dukun atau tenaga paramedis
yang tidak kompeten, sering kali penderita disuruh mengejan walaupun pembukaan
belum lengkap. Akibatnya serviks menjadi edema dan menghambat pembukaan lebih
lanjut, ibu mengalami kelelahan sehingga persalinan berlangsung lama. Pada kala
II ibu sudah tidak dapat mengejan menyebabkan kala Il tidak maju atau kala II
lama (Siswosudarmo, 2008).
5. Kejiwaan
Ibu atau Psikis Ibu
Perlu
disadari bahwa persalinan adalah suatu tugas dari seorang ibu yang harus
dihadapi dengan tabah, walaupun tidak jarang mereka merasa cemas dalam
menghadapi masalah tersebut. Kecemasan tersebut antara lain meliputi: rasa
cemas apakah mereka dapat mengatasi kesukaran yang terjadi, cemas apakah janin
yang dikandung tidak cacat, dan cemas menghadapi rasa sakit (Winknjosastro,
2005). Kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, dan kekawatiran ibu, seluruhnya
menyatu sehingga dapat memperberat nyeri fisik yang sudah ada. Kecemasan ibu
meningkat semakin berat, sehingga terjadinya siklus nyeri - stress - nyeri dan
seterusnya sehingga akhirnya ibu yang bersalin tidak mampu lagi bertahan.
Kejadian seperti ini menyebabkan makin lamanya proses persalinan sehingga janin
dapat mengalami kegawatan (fetal-distress). Pada kala II sering disebut prolonged second stage atau pembukaan
lengkap ibu ingin mengedan tapi tidak ada kemajuan penurunan (Yanti, 2010).
No comments:
Post a Comment