Tuesday 6 December 2016

Konsep Dasar Kebersihan Gigi dan Mulut

A. Pengertian
Kebersihan mulut dan gigi pada saat ini masalah utama kesehatan gigi dan mulut di Indonesia adalah karies dan penyakit periodental (Potter, Patricia A, 2005: 1370). Kebersihan mulut dan gigi didefinisikan untuk mempertahankan atau usaha penjagaan kebersihan serta kesehatan mulut dan gigi dengan menggosok gigi dan flossing untuk membantu lebih lanjut dan mengangkat plak diatara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi (Potter, Patricia A, 2005: 1367)
Kebersihan mulut dan gigi yang terjaga dengan baik mampu meningkatkan status kesehatan. Kebersihan mulut dan gigi bertujuan untuk mencegah terbentuknya plak. Plak adalah transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala gigi dan melekat pada gigi atau plak merupakan lapisan lengket pada gigi yang mengandung bakteri dan sisa makanan yang terbentuk pada gigi (Potter, Patricia A, 2005: 1367) menjelaskan bahwa plak yang menempel pada celah-celah dan fissure gigi akan menghasilkan zat asam (acid) yang apabila tidak teratur dibersihakan, secara perlahan akan merusak gigi, plak akan melapisi permukaan email gigi, dan pada akhirnya menyebabkan penyakit gusi (periodental desease). Plak juga dapat menyebabkan tanggalnya gigi. Menggosok gigi dan flossing dapat membersihkan plak yang menempel pada gigi. 

B. Anatomi dan Flossing
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin, dan pahit (Melda, 2009)
Gigi adalah bagian terkeras dari tubuh manusia yang komposisinya bahan organik dan airnya sedikit sekali, sebagian besar terdiri dari bahan anorganik sehingga tidak mudah rusak, terletak dalam rongga mulut yang terlindung dan basah oleh air liur (Depkes, 2004)
Gigi tersusun oleh kantong-kantong (Alveoli) pada mandibula, gigi tertanam di dalam tulang rahang bawah dan atas dan tersusun dalam dua lengkungan, lengkungan atas lebih besar dari lengkungan bawah, sehingga kedudukan gigi bawah agak dilampaui oleh gigi atas. Manusia memiliki dua macam susunan gigi, yaitu gigi primer (desidua, susu) dan gigi sekunder (permanen) (Sloane, 2003: 284).
a. Gigi primer
Anak-anak terdapat gigi primer (gigi susu dan gigi desidua) dengan jumlah 20 dimana pada setiap setengah rahang terdapat 5 buah gigi, yaitu 2 gigi seri (Insisivus), 1 taring (caninus), 2 gerahang (Molar). Erupsi gigi primer yang pertama dimulai pada umur 6 bulan sampai 12-13 tahun dan diganti oleh gigi tetap ( permanen dewasa) (Kapita Selekta, FKUI, 2001 dalam pandu, 2012)
b. Gigi sekunder
Gigi tetap berjumlah 32, pada setiap setenagah rahang terdapat 8 buah gigi, yaitu 2 gigi insisivus, 1 caninus dan 2 pemolar yang menggantikan kedua molar gigi susu dan tambahan 3 molar (M3) tetap pada usia sekitar 18 tahun. Karena harys menunggu erlalu lama 3 molar (M3) ini sering terperangkap daam rahang bentuk gigi berbeda-beda sesuai dengan fungsinya.
Gigi serinya (tengah lateral) untuk memotong, gigi taring yang runcing untuk menahan dan merobek makanan dan geraham (Molar) untuk menghaluskan makanan, sehingga permukaan mempunyai beberapa tonjolan. Gigi seri dan taring mempunyai 2 akar dan molar atas mempunyai 3 akar dan tidak dapat keluar karena gigi-gigi yang lain berdesakan diatasnya (Kapita Slekta, FKUI, 2001 dalam pandu, 2012)
Komponen gigi :
a. Mahkota gigi (mahkota klinis) yaitu bagian yang menonjol diatas gusi (gingival), sedangkan mahkota anatomis adalah bagian gigi yang dilapisi email.
b. Akar gigi yaitu bagian terpendam dalam aveolus pada tulang maksila atau mandibula.
c. Leher gigi (serviks) yairtu tempat bertemunya mahkota anatomis dan akar gigi.
(Kpita Selekta, 2001 dalam andu, 2012)
Bagian tengah gigi terdapat rongga pulpa yang melanjutkan diri menjadi saluran akar yang berakhir pada foramen apikal. Rongga pulpa dan saluran akar ini di kelilingi oleh dentin dan di bagian luar dentin dilapisi oleh email (pada mahkota) dan sementum (pada akar). Luar akar gigi pada lapisan sementum terdapat ligamen membrane peridontal berupa jaringan ikat fibrosa, yang menahan agar gigi tidak terlepas dari alveolusnya. Hubungan gigi, alveolus dan tulang gigi ini disebut sendi fibrosa jenis gomfosis. Adanya jaringan ikat fibrosa ini memungkinkan gigi bergerak sedikit pada tempatnya.
Email yang berasal dari ektodernal adalah bahan terkeras pada tubuh. Email terdiri atas 99% bahan anorganik, terutama kalsium fosfat dalam bentuk kristal apatit, dan hanya 1% bahan organik. Bahan organiknya tidak mengandung kolagen dan terutama terdiri dari enamelin, suatu bprotein yang kaya propin. Email dibentuk oleh ameloblas, dengan mocroskop cahaya, email tampak terdiri atas prima (batang email) bahan interprismatik dan matriks organik (sarung email dan sarung batang prismatik). Prisma email berbentuk batang atau prisma haksagonal, diameterny kurang lebih 6 mm dan letak serta arahnya sangat rumit, masih menjadi bahan perdebatan . bila disedrhanakan, kurang lebih letaknya tegak urus permukaan dentin, terbentang dari batas dentin email sampai permukaan gigi dan di tengah berjalan agak spiral. Kristal apatitnya besar dan panjang, tersususn terutama sejajar dengan batang prismatik. Tiap batang prismatik dibentuk oleh 1 ameloblas. Bahan interprismatik terdapat diantara batang email, disini kristal apatit terutama tegak lurus dengan permukaan email dan terdapat kristal apatit pada batang prismatik berjalan hampir tegak lurus (Kapita Selekta, FKUI,2001 dalam panduan, 2012)
Sarung email merupakan daerah jerih yang terdiri dari matriks organik dan mengelilingi batang email. Ameloblas terdapat pada gigi yang belum pererupsi pada sel silindris tinggi dengan inti di basal yang puncaknya memanjang menjadi prosedur tersebut terdapat beberapa tonjolan apikal kecil. Dentil terdiri dari 70% zat anorganik, 18% zat organik, 12% air. Bagian anorganik dentin tertuma terdiri dari kristal hidroksi apatit. Bagian organik terdiri dari kolagen (93%), fraksi lemak (2%), glikosa mino glikan (2%), kompleks protein (2%) dan asam sirat (1%). Dentin merupakan jaringan ikat yang mengalami klasifikasi dan jaringan yang terbesar dari gigi. Pulpa terdiri dari 25% zat organik dan 75% air, pulpa dalam saluran akar berisi jaringan ikat yang selnya adalah fibroblas, berbentuk bintang miri sel mesenkim., namun tidak mempunyai potensi seperti sel mesenkim. Sel ini membentuk zat antara sel, di mana cabang sitoplasmanya saling berhubungan membentuk jala. Zat tersebut anatara lain limfosit, makofag dan sel plasma.
Zat antara selnya berupa bahan dasar yang mengandung glikosaminoglikan dengan seat kolagen halus. Sesuai pertambahan umur, pulpa menjadi kurang seluler dan kaya dengan serat. Bagian perifer tedapat lapisan odontoblas yang berperan pada pembentukan dentin. Aktifitasnya sangat tinggi selama pembentukan gigi dan berjalan terus menerus dengan kecepatan rendah selama gigi hidup. Pulpa sangat vas cular, arteriol dan dua venula masuk kedalam pulpamelalui saluran akar dan membentukanyaman kapiler di dalam. Semua pembuluh darah pulpa berdinding tipis dan karena dindingnya bersifat kaku, maka jaringan pulpa eka terhadap pereubahan tekanan hidrostatik, misalnya radang ringan. Edema yang diakibatkannya akan menekan dinding pembuluh darah serta menyebabkan kematian pulpa. Pulpa mengandung banyak serat saraf yang menyarafi pembuluh darah dan odontoblas, bahkan masuk kedalam predentin dan tubulus denti. Gusi bisa dikatakan sehat apabila tampak tanda-tanda sebagai berikut : warna merah muda, gusi melekat erat pada tulang rahang, mempunyai bentuk seperti gigi pisau dan disekitarnya seperti bulan sabit, tidak ada rasa sakit, tidak ada pendarahan dan tidak bengkak (Kapita Selekta, FKUI 2001: 141 dalam pandu, 2012).

C. Memelihara kesehatan gigi dan mulut
Kebiasaan menjaga kebersihan gigi dan mulut harus dilakukan setiap setelah mengkonsumsi makanan tersebut. Kebersihan gigi dan mulut yang umum dan kesadaran dilakukan adalah sikat gigi yang baik besar dilakukan adalah sikat gigi yang baik dan benar minimal 2x sehari atau setidak-tidaknya sehabis makan dan pada malam hari sebelum tidur. Kondisi itu dilakukan agar proses timbulnya plak di rongga mulut dapat dicegah semaksimal mungkin. Menurut Isnaniah (2008), memelihara kesehatan gigi dan mulut meliputi :
1. Diet makanan
Pencegahan terhadap gigi berlubang dapat dimulai dari diet makanan yang di konsumsi. Orang dewasa apalagi anak-anak sangat menyukai yang namanya permen, chiki atau makanan yang mengandung coklat baik berupa wafer salut coklat ataupun biasa. Sebenarnya bukan tidak boleh mengkonsumsi makanan tersebut, sebaiknya setelah mengkonsumsi makanan yang manis, minimal kumur-kumur dengan air putih dan lebih bagus lagi melakukan penyikatan gigi, apalagi bila makanan tersebut lengket dan menempel di gigi seperti karamel dan cikhi.
Makanan yang lengket dan menempel pada permukaan gigi sejalan dengan waktu dan Saliva (air liur) dan adanya bakteri, akan terurai menjadi asam dan akan melarutkan jaringan keras email sehingga bakteri mudah masuk kedalam jaringan gigi. Apabila hal tersebut telah terjadi maka giginya akan berlubang, dengan gejala-gejala mulai dari linu saat minum air dingin , air panas atau saat makan makanan yang manis. Berlanjut sampai sakit berdenyut dan bahkan sampai bengkak pada gusi. Bila sudah demikian, maka perawatannya menjadi lebih lama dan lebih kompleks.
Makanan yang bagus untuk kesehatan gigi juga kesehatan tubuh secara keseluruhan ialah makanan yang mengandung serat, seperti buah-buahan dan sayuran, selain bagus untuk pencernaan, makanan yang berserat juga secara tidak langsung dapat membersihkan sisa makanan yang lengkaet yang menempel pada gigi (Isnaniah, 2008).
2. Menyikat Gigi
Dalam hal menyikat gigi tekhnik apapun yang dipergunakan, yang harus dilakukan adalah cara menyikat gigi tersebut jangan sampai merusak struktur gigi. Karena kebanyakan di lingkungan masyarakat banyak yang salah dalam melakukan penyikatan terhadap gigi sehingga mengakibatkan gigi banyak yang rusak.
Penyikatan yang baik adalah dengan mempergunakan bulu sikat yang lunak dan arah penyikatan dari arah gusi ke arah gigi. Dengan demikian, selain melakukan pembersihan terhadap plaks yang menempel pada permukaan gigi, juga melakukan pemijatan terhadap gusi yang akan memperlancar peredaran darah disekitar gusi dan menjadi lebih sehat. Posisi bulu sikat terhadap permukaan gigi bersudut 45°. Tetapi apabila terbentuk karang gigi maka harus kontrol ke dokter gigi untuk dilakukan pembersihan karang gigi, karena hal tersebut tidak dapat dilakukan sendiri oleh pasien, sebab memerlukan alat khusus (Isnaniah, 2008).
3. Penambalan
Penambalan terhadap gigi yang berlubang sebaiknya dilakukan sedini mungkin sebelum kelainnya lebih berat lagi. Apabila penambalan dilakukan sedini mungkin, kunjungan ke dokter gigi lebih sedikit, dalam artian sekali datang bisa langsung dilakukan penambalan. Apabila kelainnya sugah lebih berat, maka gigi tersebut harus dilakukan perawatan terlebih dahulu sehingga memerlukan kunjungan yang lebih banyak. Pada saat sekarang ini jenis bahan tambal lebih baik lagi, baik dari segi kekuatan ataupun kemiripan bahan tambal dengan warna gigi, sehingga gigi yang sudah di tambal tidak terlihat telah di tambal (Isnaniah,2008).
4. Pencabutan Gigi
Pencabutan gigi dilakukan apabila gigi tersebut sudah tidak dapat lagi dipertahankan dan apabila gigi tersebut menjadi penyebab dari infeksi di dalam rongga mulut dan dapat menyebabkan kelainan ke organ yang lainnya. Sebagai salah satu contoh gigi yang harus dicabut ialah gigi rahang bawah yang paling ujung dan tertanam yang menyebabkan sakit dan bengkak, bahkan dapat menyebabkan kesulitan buka mulut. Karena terjadi peradangan di sekitar gigi tersebut dan mempengaruhi jaringan otot disekitarnya sehingga otot menjadi tegang dan sulit untuk membuka mulut. Pencabutan gigi ini termasuk kedalam operasi kecil karena tingkat kesulitannya sebanding dengan pencabutan gigi yang biasa (Isnaniah, 2008).
5. Konrol Enam Bulan Sekali
Kontrol tiap enam bulan dilakukan meskipun tidak ada keluhan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat gigi lain yang berlubang selain yang telah ditambal, sehingga dapatdilakukan perawata sendini mungkin. Selain itu juga untuk melihat apakah terdapat kembali karang gigi dan kelainan-kelainan lainnya yang mungkin ada (Isnaniah, 2008).

D. Cara Menggosok Gigi Yang Benar
Pada dasarnya menurut Djamil, (2011:100) menyikat gigi haruslah memperhatikan hal-hal berikut:
a. Vertikal, jangan horizontal
Arah menyikat gigi yang benar adalah dengan arah vertikal (dari atas ke bawah). Menyuikat gigi dengan rah horizontal (dari arah kiri ke kanan) berpotensi mngakibatkan luka gusi atau menyusutnya (resesi) gusi. Yang paling bebahaya dari gerakan horizontal adalah terjadinya abrasi vertikal atau penyimpangan leher gigi, yaitu penyimpangan pada pemukaan pertemuan email dan sementum akar. Jika penyimpangan ini terus menerus terjadi, bukan tidak mungkin menyebabkan gigi patah.
Gerakan yang tepat adalah gerakan vertikal dari gusi (merah) ke gigi (putih) dan gerakan memutar untuk gusi dan bagian interdental (antar gigi). Selain melakukan gerakan menyikat, dapat juga dilakukan terapi pemijatan gusi (gom massage) sehingga gusi tetap sehat.
b. Jangan menekan berlebihan
Jika gigi dan rongga mulut dalam keadaan sehat, bersihkan gigi dan rongga mulut dengan tekanan yang cukup dan tidak berlebihan. Indikasi paling muda untuk menandakan tekanan yang berlebihan adalah berdarahnya gusi ketika kita menyikat gigi. Memegang gagang sikat gigi terlalu kencangpu dapat merupakan indikasi gigi akan mendapat tekanan yang berlebih. Oleh karena itu, dalam menggenggam tangkai sikat gigi sebaiknya santai saja.
c. Berdurasi Cukup
Setidaknya paling cepat cukup 2 menit, atau kurang dari 5 menit durasi menyikat gigi yang tepat. Durasi seperti ini tidak tergolong terlalu sebentar dan terlalu lama. Jika terlalu seebentar kemungkinan semua permukaan gigi terbersihkan daengan sempurna agak kurang. Namun jika terlalu lama apalagi dengan tekanan yang berat disa jadi berdamapak buruk pada kesehatan gusi dan leher gigi.
d. Berkumur
Setelah sikat gigi juga harus diperhatikan. Berkumur dapat membantu menyingkirkan sisa makan dan bakteri rongga mulut yang setelah disikat masih menempel ringan dirongga mulut. Selain itu, berkumur dapat membantu menghilangkan bahan sisa pasta gigi yang kemungkinan masih menempel di jaringan lunak atau gigi sehingga tidak sampai tertelan.

E. Perilaku Menyikat Gigi
1. Waktu Menyikat Gigi
Menyikat gigi malam sebelum tidur adalah kegiatan membersihkan plak dari gigi dan mulut yang dilakukan pada malam gari sebelum tidur dan merupakan hal yang perlumendapat lebih banyak perhatian. Ada berbagai alasan, alasan pertama adalah saat kita masih terjaga produksi saliva cukup banyak. Syaraf parasimpatis dan simpatis di rubuh kita mengendalikan produksi saliva yang keluar dari kelenjar saliva sub lingual agar tidak terhambat, hasilnya pada saat kita terjaga proses pembersihan gigi secara alami berlangsung dengan baik. Sebaliknya di malam hari pada saat kita tidur produksi saliva berkurang. Sehingga mulut menjadi relatif lebih kering dan fungsi sel cleansing dan penetralan plak tidak akan berlangsung optomal. Penetralan plak yang tidak optimal dapat menyebabkan PH plak di bawah PH kritis (5,5) yang akhirnya menyebabkan terjadinya demineralisasi email.
Telah terbukti bahwa asam plak gigi akan turun dari PH normal sampai mencapai PH 3 dalam waktu 3-5 menit sesudah makan-makanan yang mengandung karbohodrat. PH saliva sudah menjkadi normal (pH 6-7) 25 menit setelah makan atau minum. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari prosedur penyikatan didi, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah frekuensi penyikatan gigi. Menurut hasil penelitian Stecksen-Blicks dan Holm, anak yang melakukan penyikatan gigi secara teratur dalam sehari dengan frekuensi dua kali sehari atau lebih dan dibantu oleh orang tua, lebih terkena resiko kalkulus.
2. Frekuensi Menyikat gigi
Umumnya, dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat giginya setelah makan. American Dental Association (ADA) memodifikasi pernyataan ini dengan menyatakan bahwa pasien harus menyikat gigi secara teratur, minimal 2 dua kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Waktu menyikat gigi pada setiap orang tidak sama, bergantung pada beberapa faktor seperti kecendrungan seseorang terhadap plak dan debris, keterampilan menyikat gigi, dan kemampuan salivanya membersihkan sisa-sisa makanan dan debris. Menyikat dua kali sehari cukup baik pada jaringan periodonsium yang sehat, tetapi pada jaringan periodonsium yang tidak sehat dianjurkan menyikat gigi tiga kali sehari.
3. Lamanya Menyikat Gigi
Biasanya rata-rata lama menyikat gigi adalah kira-kira 1menit. Lamanya sesorang menyikat gigi dianjurkan minimal 5 menit, tetapi umumnya orang menyikat gigi maksimum selama 2-3 menit. Penentuan waktu ini tidak sama pada setiap orang terutama pada orang yang sangat memerlukan program kontrol pla. Bila menyikat gigi dilakukan dalam waktu yang singkat, maka hasilnya tidak begitu baik dari pada bila menyikat gigi dilakukan dalam waktu yang lebih lama, mengingat banyaknya permukaan gigi yang harus dibersihkan.
4. Bentuk Sikat Gigi
Terdapat berbagi variasi mengenai sikat gigi. Ada bentuk sikat gigi yang permukaan sikatnya berbentuk lurus,cembung, dan cekung sehingga dapat mencapai daerah tertentu dalam lengkung rahang. Oleh sebab itu, dianjurkan pemakaian sikat gigi yang serabutnya lurus dan sama panjang.
Sikat gigi manual yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain ukuran permukaan bulu sikatnya adalah (panjang: 1-11/4 inci (2,5-3,0 cm) dan lebar: 5/16-3/8 inci (8,0-9,5mm) bulu sikatnya tersusun (baris: 2-4 baris rumpun dan rumpun: 5-12 rumpun perbaris) ; serta permukaan bulu sikatnya terpotong rata. Setiap kali sesudah dipakai, sikat gigi harus dibersihkan dibawah air mengalir supayatidak ada sisa-sisa makanan atau pasta gigi yang tetinggal. Setelah bersih, sikat gigi diletakkan dalaam posisi berdiri supaya lekas kering dengan tujuan agar sikat gigi tidak lembab dan basah. Sikat gigi perlu diganti 2-3 bulan setelah pemakaian, oleh karena bulu sikat gigi sudah tidak dapat bekerja dengan baik dan dapat melukai gusi.
5. Pemakaian Pasta Gigi
Fungsi utama pasta gigi adalah membantu sikat gigi dalam membersihkan permukaan gigi dari pewarnaan gigi dan sisa-sisa makanan dan fungsi skundernya untuk memperkilat gigi, mempertinggi kesehatan gingival, serta untuk mengurangi bau mulut. Umumnya pasta gigi mengandung bahan abrasive 20-40%, pelembab (humectant) 20-40%, air, bahan penyegar ± 2%, bahan pemanis ± 2%, bahan pengikat (binding agent) 2%, detergen 1-2%, bahan terapeutik ± 5%, dan pewarna <1%.
6. Metode Menyikat Gigi
Dalam hal menyikat gigi, teknik apapun yang dipergunakan, harus diperhatikan cara menyikat gigi tersebut jangan sampai merusak struktur gigi
Ada bermacam-macam metode penyikatan gigi, yaitumetode vertikal, metode horizontal, metode Roll, metode Bass, metode Charter, metode, Fones atau teknik sirkuler dan metode Stillman. Kombinasi pemakaian beberapa metode menyikat gigi ini tergantung pada beberapa hal, yaitu besar dan bentuk rahang, susunan inklinasi gigi geligi, derajat retraksi gusi, hilangnya gigi geligi dan keterampilan tangan dalam menggunakan sikat gigi (Liana Susanti, 2012)

No comments:

Post a Comment

Pengukuran Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI. Komponen PSQI d...