Thursday 8 December 2016

Konsep KIE

1 . Pengertian
Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi maupun komunikasi massa (Indah M, 2012).
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masyarakat (pesan yang disampaikan) (Indah M, 2012).
Edukasi a dalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan (Indah M, 2012).

2. Tujuan KIE
Tujuan dilaksanakannya Program KIE, yaitu :
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru
b. Membina kelestarian peserta KB
c. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan
d. Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.
(Indah M, 2012)

3 . Jenis-jenis Kegiatan dalam KIE
a. KIE Individu : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan individu sasaran program KB.
b. KIE Kelompok : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan kelompok (2-15 orang)
c. KIE Massa: Suatu proses KIE tentang program KB yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah besar.
(Indah M, 2012)

4. Prinsip KIE
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah:
a. Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah
b. Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu sebagaimana adanya.
c. Memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
d. Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari
e. Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaaan dan resiko yang dimiliki ibu.
(Indah M, 2012)

5 . Komponen Komunikasi Informasi Edukasi
Agar terjadi komunikasi yang efektif, diperlukan keterlibatan beberapa unsur/komponen, yaitu:
a. Pengirim atau komunikator (sender).
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai inisiatif menyampaikan pesan kepada orang lain dalam bentuk verbal maupun non-verbal. Pengirim pesan akan menyampaikan stimulus berupa ide-ide ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain secara tepat.
b. Pesan (message).
Pesan merupakan informasi yang dikomunikasikan kepada orang lain. Informasi adalah hasil dari proses intelektual seseorang. Sedangkan proses intelektual adalah mengolah/ memproses stimulus, yang masuk kedalam diri individu melalui panca indra, kemudian diteruskan ke otak/pusat syaraf untuk diolah/diproses dengan pengetahuan, pengalaman, selera, dan iman yang dimiliki seseorang. Setelah mengalami pemrosesan, stimulus itu dapat dimengerti sebagai informasi. Dan informasi ini bisa diingat di otak, bila dikomunikasikan kepada individu atau khalayak, maka akan berubah menjadi pesan. Dengan demikian semua pesan yang disampaikan adalah suatu informasi.
c. Saluran (channel) atau media.
Saluran komunikasi adalah sarana untuk menangkap lambing yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang memberi makna terhadap suatu stimulus atau rangsangan.
d. Penerima atau komunikan (receiver)
Komunikan adalah pihak lain yang diajak berkomunikasi, yang merupakan sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau informasi. Komunikan bisa merupakan individu, sekelompok orang, komunitas, organisasi atau masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi.
e. Umpan balik (feedback).
Umpan balik merupakan hasil atau akibat yang berbalik-guna bagi rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakann tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil dari kelakuan individu terhadap individu lain.
(Erfandi, 2009)

6 . Efektifitas
Efektifitas komunikasi tergantung kepada:
a. Sumbernya (sikap, pengetahuan, kemampuan berkomunikasi, kesesuaian dengan system sosial dan budaya)
b. Pesannya (jelas, sederhana, spesifik, faktual, tepat, relevan, sesuai konteks waktunya)
c. Saluran yang digunakan/alat (tepat, relevan, dapat diakses dan terjangkau harganya)
d. Penerima (sikap, persepsi, kemampuan komunikasi, pengetahuan, system sosial dan budaya).
(Rizka N, 2011)

7 . Hambatan dalam KIE
Tiga hambatan utamanya adalah:
a. Kemampuan KIE dokter yang kurang. Seringkali dokter memberikan KIE dengan bahasa medis yang tidak dimengerti pasien, atau KIE yang diberikan tidak lengkap, hanya sebagian dari penyakit pasien
b. Latar belakang pendidikan keluarga pasien yang kurang, (terutama pasien GAKIN) sehingga kemampuan untuk menerima informasi juga terbatas.
c. PPDS tidak cukup waktu untuk berkomunikasi dengan pasien, ini memang semacam dilema. Karena 1 orang PPDS harus menangani 30-40 pasien, dan sangat mustahil untuk dapat memberikan KIE dengan baik pada tiap pasien
KIE yang kurang baik akan menempatkan pasien dalam posisi yang lebih inferior dari dokter, hal ini jelas-jelas menyalahi prinsip hubungan dokter-pasien yang seimbang. Seringkali pasien tidak memahami penyakit yang dideritanya, dan seringkali pula pasien hanya bisa pasrah terhadap segala bentuk tindakan yang diterimanya (tindakan terapi dan diagnostik) tanpa menanyakan maksud dan tujuannya (Rizka N, 2011).

8. Prosedur KIE
a. GATHER adalah tekhnik konseling Gallen dan Laitenmaier (1987) dalam Vidiandira, 2012)
1) G : Greet
Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
2) A : Ask
Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/kebutuhan sesuai dengan kondisi yang dihadapi?
3) T : Tell
Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil tukar informasi dan carikan upaya penyelesaiannya
4) H : Help
Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
5) E : Explain
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera terlihat/ diobservasi)
6) R : Refer/Return visit
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Buat jadwal kunjungan Ulang)
b. Langkah Konseling KB SATU TUJU
Langkah SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan klien.
SA : Sapa dan salam
1) Sapa klien secara terbuka dan sopan
2) Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
3) Bangun percaya diri pasien
4) Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
T : Tanya
1) Tanyakan informasi tentang dirinya
2) Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
3) Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraiankan
1) Uraikan pada klien mengenai pilihannya
2) Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU : Bantu
1) Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
2) Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J : Jelaskan
1) Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya.
2) Jelaskan bagaimana penggunaannya
3) Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U : Kunjungan Ulang
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
(Vidiandira, 2012)

No comments:

Post a Comment

Pengukuran Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI. Komponen PSQI d...