Saturday 17 December 2016

Konsep Penghargaan (Reward)

A.   Definisi Penghargaan (Reward)
Dalam Bahasa Indonesia disebutkan bahwa ganjaran adalah hadiah (sebagai pembalasan jasa), hukuman (balasan). Dari definisi ini dapat dipahami bahwa ganjaran dalam bahasa Indonesia bisa dipakai untuk balasan  yang baik maupun yang buruk. Dalam pembahasan yang lebih luas pengertian istilah ganjaran dapat dilihat sebagai berikut:
1.        Ganjaran adalah alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa menjadi atau motivator belajar bagi siswa.
2.        Ganjaran adalah hadiah terhadap perilaku baik dari anak didik dalam proses pendidikan.
3.        Ganjaran adalah alat pendidikan represif yang menyenangkan.
Ganjaran diberikan kepada anak yang telah menunjukkan hasil-hasil baik dalam pendidikannya. Baik dalam hal kerajinannya, kelakuannya, tingkah lakunnya, dengan singkat, hal-hal yang menyangkut, kepribadiannya, maupun baik dalam hal-hal berprestasi belajarnya. Atau dapat dikatakan ganjaran adalah penilaian yang bersifat positif terhadap belajarnya murid (Amir, 2004: 127).
Jadi maksud ganjaran itu yang terpenting bukanlah hasilnya yang dicapai seorang anak, melainkan dengan hasil yang telah dicapai anak itu. Pendidikan bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak itu.
Jika ganjaran itu alat mendidk, ganjaran tidak boleh menjadi bersifat sebagai “upah”. Upah ialah sesuatu yang mempunyai nilai sebagai ganti rugi dari suatu pekerjaan atau suatu jasa.  Upah adalah sebagai pembayar suatu tenaga kerja, pikiran, atau pekerjaan yang telah dilakukan oleh seseorang. Besar kecilnya upah memiliki perbandingan yang tertentu dengan berat ringannya pekerjaan atau banyak sedikitnya hasil yang telah dicapai seorang anak yang pada suatu ketika menunjukkan hasil yang lebih dari pada biasanya, mungkin sangat baik diberi ganjaran. Dalam hal ini guru hendaknya bijaksana jangan sampai ganjaran itu menimbulkan iri hati pada anak yang lain yang merasa dirinya lebih baik atau pandai, tetapi tidak mendapat ganjaran. Adakalnya seorang guru perlu pula member ganjaran kepada seluruh kelas  (M. Ngalim Purwanto, 2003: 182).
Jadi dapat disimpulkan bahwa reward adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang untuk memberikan sutu penghargaan kepada seseorang karena sudah mengerjakan suatu hal yang benar, sehingga seseorang itu bias semangat lagi dalam mengerjakan tugas tersebut. Contohnya seorang guru telah memberikan penghargaan atau pujian kepada siswannya yang telah menjawab pertanyaan dengan baik, maka siswa itu semangat lagi dalam mengerjakan tugas.
Reward merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulang kembali perilaku tersebut. Reward dapat dilakukan secara verbal ataupun non verbal dengan prinsip kehangatan, keantusiasan dan kebermaknaan (Mulyasa, 2011: 77).
Reward ialah respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali (Buchari Alma, 2008: 30).
Dalam kegiatan belajar mengajar, reward (penguatan positif) mempunyai arti penting. Tingkah laku dan penampilan siswa yang baik, diberi penghargaan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian. Pemberian reward dalam kelas akan mendorong siswa meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar mengajar dan mengembangkan hasil belajar (Mulyadi, 2009: 36).


B.   Tujuan Reward
Menurut Buchari Alma tujuan dari adanya reward yaitu:
1.        Meningkatkan perhatian siswa.
2.        Memperlancar atau memudahkan proses belajar.
3.        Membangkitkan dan mempertahankan motivasi.
4.        Mengontrol dan mengubah sikap suka mengganggu dan menimbulkan tingkah laku belajar yang produktif.
5.        Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar
6.        Mengarahkan kepada cara berfikir yang baik/ divergen dan inisiatif pribadi.
       (Buchari Alma, 2008: 30)
Menurut Mulyadi adapun komponen-komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunannya oleh guru agar ia dapat memberikan penguatan secara bijaksana adalah:
1.                  Penguatan variabel yaitu penguatan berupa kata-kata, pujian, pengakuan, dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa.
2.                  Penguatan non variabel yaitu penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguat dengan bentukan, penguat dengan kegiatan yang menyenangkan dan penguat berupa symbol atau benda.
(Mulyadi, 2009: 37)

Menurut Buchari Alma komponen reward terdiri dari:
a.         Verbal Reinforcement meliputi komentar ungkapan pujian seperti baik, bagus, hebat, benar sekali.
b.        Gestural Reinforcement meliputi senyum, mengangkat alis, tepuk tangan, menunjuk, anggukan.
c.         Proximity reinforcemen meliputi berjalan mendekati, berdiri didekati, duduk dekat kelompok, berdiri diantara siswa.
       (Buchari Alma, 2008: 31)

C.   Macam-Macam Reward
Menurut Amier Daien ganjaran yang kita berikan kepada murid dapat berupa macam-macam. Namun pada garis besarnya, kita dapat membedakan ganjaran itu kedalam empat macam yaitu:
1)             Pujian
                     Pujian adalah suatu bentuk ganjaran yang paling mudah dilaksanakan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik, bagus, bagus sekali dan sebagainya, tetapi dapat juga berupa kata-kata yang bersifat segustif, misalnya: nah, lain kali akan lebih baik lagi, kiranya kau sekarang telah lebih rajin belajar dan sebagainya. Disamping yang berupa kata-kata, pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda. Misalnya dengan menunjukkan ibu jari atau jempol, dengan menepyuk bahu anak, dengan tepuk tangan dan sebagainya.

2)             Penghormatan
                     Ganjaran yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua macam pula. Pertama berbentuk semacam penobatan. Yaitu anak yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman-temannya. Dapat juga dihadapkan teman-teman sekelas maupun temen-teman sekolah. Kedua, penghormatan yang berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuruh mengerjakannya dipapan tulis untuk dicontoh teman-temannya. Anak yang rajin diserahi wewenang atau tugas mengurus perpustakaan sekolah.
3)             Hadiah
                        Yang dimaksud dengan hadiah disini adalah ganjaran yang berbentuk pemberian yang berupa barang. Ganjaran yang berupa pemberian barang ini disebut juga ganjaran materil. Ganjaran materil, yaitu hadiah yang berupa barang-barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti pensil, penggaris, buku tulis, buku pelajaran, dan lain sebagainya. Pemberian ganjaran yang berupa barang ini sering mendatangkan pengaruh yang negative pada belajar siswa. Yaitu bahwa hadiah itu lalu menjadi tujuan dari belajar anak. Anak belajar bukan karena ingin menambah pengetahuan, tetapi belajar dengan tujuan ingin mendapatkan hadiah. Jadi berikan hadiah berupa barang ini jika dianggap perlu, dan pilihlah pada saat yang tepat. Misalnya, kepada anak yang kurang mampu, menjelang waktu Hari Raya Tahun Baru.
4)             Tanda Penghargaan
                     Jika hadiah adalah ganjaran yang berupa barang, maka tanda penghargaan adalah kebalikannya. Tanda penghargaan tidak nilai dari segi harga dan kegunaan barang-barang tersebut, seperti halnya pada hadiah. Melainkan, tanda penghargaan dinilai dari segi kesan atau nilai-kenagnya. Oleh karna itu ganjaran atau tanda penghargaan ini disebut juga ganjaran symbolis. Ganjaran symbolis ini dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat-surat tanda dan jasa, sertifikat-sertifikat, piala-pialandan sebagainya.
       (Amir, 2004: 159)
Menurut M. Ngalim Purwanto untuk menentukan ganjaran macam apakah yang baik diberikan kepada anak merupakan suatu hal yang sulit. Ganjaran sebagai alat pendidikan banyak sekali macamnya. Sebagai contoh beberapa macam perbuatan atau sikap pendidik yang dapat merupakan ganjaran bagi anak didiknya:
1.        Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan sesuatu jawaban yang diberikan oleh seorang anak.
2.        Guru memberi kata-kata yang menggembirakan (pujian) seperti “rupanya sudah baik tulisanmu, Min. Kalau kamu terus berlatih, akan lebih baik lagi.
3.        Pekerjaan dapat juga menjadi suatu ganjaran. Contoh: “ engkau akan segera saya beri soal yang lebih sedikit sukar lagi, ali, karena yang nomor 3 ini rupa-rupanya agak terlalu baik engkau mengerjakannya.
4.        Ganjaran yang ditunjukkan kepada seluruh kelas sangat perlu. Misalnya “ karena saya lihat kalian telah bekerja dengan baik dan lekas selesai, sekarang saya akan mengisahkan sebua cerita yang bagus sekali”. Ganjaran untuk seluruh kelas dapat juga berupa bernyanyi atau pergi berdarmawisata.
5.        Gajaran dapat juga berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-anak. Misalnya, pensil, buku tulis, gula-gula atau makanan yang lain. Tetapi dalam hal ini guru harus sangat berhati-hati dan bijaksana sebab dengan benda-benda itu mudah benar ganjaran berubah menjadi upah bagi siswa.
       (M. Ngalim Purwanto, 2005: 183)

D.   Prinsip-Prinsip Pengunaan Reward
Menurut Buchari Alma prinsip pengguna reward yaitu:
1.        Penuh hangat, antusias dan jujur.
2.        Hindari kritikan dan hukuman.
3.        Bervariasi.
4.        Penuh arti bagi siswa.
5.        Bersifat pribadi.
6.        Langsung atau segera.
       ( Buchari Alma, 2008: 32)
Menurut Mulyadi beberapa prinsip yang melandasi penggunaa reward yaitu:
1.        Kehangatan.
2.        Kebermaknaan.
3.        Menghindari penggunaa respon negatif
( Mulyadi, 2009: 39).

E.   Syarat-syarat ganjaran
Kalau kita perhatikan yang telah diuraikan tentang maksud ganjaran, bilamana dan siapa yang perlu mendapat ganjaran, serta ganjaran-ganjaran macam apakah yang baik diberikan kepada seseorang, ternyata bahwa memberi ganjaran bukanlah soal yang mudah. Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh pendidik:
1.        Untuk memberi ganjaran yang pedagosis perlu sekali guru mengenal betul murid-muridnya dan tahu mengarahi dengan tepat. Ganjaran dan penghargaan yang salah dan tidak tepat dapat membawa akibat yang tidak diiiginkan.
2.        Ganjaran yang diberikan kepada seorang anak janganlah hendaknya menimbulkan rasa cemburu atau iri hati bagi anak yang lain yang meradsa pekerjaanya juga lebih baik, tetapi tidak mendapat ganjaran.
3.        Memberi ganjaran hendaknya hemat. Terlalu kerap atau terus menerus memberi ganjaran dan penghargaan akan menjadi hilang arti ganjaran itu sebagai alat pendidikan.
4.        Jangan memberi ganjaran dengan menjanjikan lebih dahulu sebelum anak-anak menunjukkan prestasi kerjannya apa lagi bagi ganjaran yang diberikan diseluruh kelas. Ganjaran yang telah dijanjikan terlebih dahulu, hanyalah akan membuat anak-anak berburu-buru dalam bekerja dan akan membawa kesukaran bagi beberapa orang  anak yang kurang pandai.
5.        Pendidik harus berhati-hati memberikan ganjaran, jangan sampai ganjaran yang diberikan kepada anak-anak diterimannya sebagai upah dari jerih payah yang telah dilakukannya.
       (Mulyadi, 2009:184).

F.    Cara mengaplikasikan ganjaran
Berbagai macam cara yang dapat dilakukan dalam memeberi ganjaran antara lain:
1.        Pujian yang indah, diberikan agar anak lebih bersemangat dalam belajar.
2.        Imbalan materi atau hadiah, karena tidak sedikit anak-anak yang termotivasi dengan pemberian hadiah.
3.        Doa, misalnya “semoga Allah SWT menambah kebaikan padamu “.
4.        Tanda penghargaan, hal ini sekaligus menjadikan kenang-kenangan bagi murid atas prestasinya yang diperoleh.
5.        Wasiat kepada orang tua, maksudnya melaporkan segala sesuatu yang berkenan dengan kebaikan murid sekolah, kepada orang tuannya dirumah.
       (Arief Armai, 2002: 127)

G.   Kelebihan dan Kekurangan
Sebagaimana pendekatan-pendekatan pendidk yang lainnya, pendekatan ganjaran juga tidak bisa terlepas dari kelebihan dan kelemahan. Untuk lebih jelasnya, akan dikemukakan sebagai berikut:
1.        Kelebihan
                   Diakui bahwa pendekatan ganjaran memiliki banyak kelebihan, namun secara umum dapat disebut sebagai berikut:
a)        Memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa anak didk untuk melakukan perbuatan yang positif dan besifat progresif.
b)        Dapat menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang telah memperoleh pujian dari gurunya, baik dalam tingkah laku, sopan santun ataupun semangat dan motivasinya dalam berbuat yang lebih baik lagi.
2.        Kekurangan
Disamping mempunyai kelebihan pendekatan ganjaran juga memiliki kelemahan antara lain:
a)        Dampak menimbulkan dampak negatif apa bila guru melakukannya secara berlebihan, sehingga mungkin bisa mengakibatkan murid menjadi merasa bahwa dirinya lebih tinggi dari teman-temannya.
b)        Umumnya ganjaran membutuhkan alat tertentu
       (Mulyadi, 2009 : 128).

No comments:

Post a Comment

Pengukuran Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI. Komponen PSQI d...