Tuesday 6 December 2016

Konsep Karang Gigi

A. Pengertian
Karang gigi (kalkulus) yaitu deposit plak dan bakteri mati yang keras serta dapat terlihat, terbentuk pada garis gusi. Pembentukan karang gigi dapat mengubah serat yang melekatkan gigi dengan gusi dan akhirnya mengganggu jaringan tulang (Kozier,dkk 2009 : 96).
arang gigi adalah kumpulan plak gigi dan sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan dalam waktu lama sehingga mengalami pengerasan. Warnanya bisa coklat, hijau, putih, maupun kuning dan bisa terlihat melingkar di perbatasan gigi dan gusi (Indri, 2011).
Karang gigi adalah bakterial plak yang mengalami endapan keras/mineralisasi, dapat terbentuk pada semua permukaan gigi dan celah gigi yang berwarna mulai kekuning-kuningan ,kecoklat-coklatan, kehijau-hijauan, sampai kehitam-hitaman dan mempunyai permukaan yang kasar. Oleh karena karang gigi yaitu endapan keras dari plak, maka terbentuknya adalah berdasarkan perkembangan dari lak oleh karena itu plak harus ada untuk terbentuknya karang gigi. Untuk mengontrol karang gigi harus dimulai dengan plak kontrol (Jumadiansyah, 2009).

B. Klasifikasi Karang Gigi
Berdasarkan hubungan terhadap gingiva margin, karang gigi dibagi dalam :
1. Supra gingival kalkulus
Melekat disebelah korona dari crest gingiva margin dan dapat dilihat. Warnanya putih kekuningan atau putih keabuan, klasifikasinya terganyung pada mineral-mineral yang terdapat didalam saliva dan lebih banyak terdapat didaerah lingual gigi daerah anterior bawah, dan permukaan bukal gigi-gigi molar rahang atas. Supragingival kalkulus mempunyai konsentrasi seperti tanah liat, warnanya dapat dipengaruhi oleh pigmentasi yang berasal dari tembakau, makanan atau metabolisme bakteri. Pada kasus-kasus yang eksterim kalkulus dapat membentuk menutupi permukaan oklusi gigi yang tidak berfungsi (Jumadiansyah, 2009).
2. Subgingival kalkulus
Melekat disebelah apikal dari crest gingiva margin didalam sulkus gingiva dan poket, tidak terlihat pada pmeriksaan. Untuk menentukan adanya subgingiva kalkulus digunakan sonde. Konsentrasinya padat dan keras , warnanya coklat tua atau hijau kehitam-hitaman. Bayangan warna ini dapat terlihat berupa warna gelap mebayang disekitar gingival margin. Klasifikasinya sebagian besar berasal dari mineral-mineral yang terdapat didalam gingival (Jumadiansyah, 2009).

C. Proses Pembentukan Karang Gigi
Sejumlah penelitian menunjukkan, penyebab dari beberapa masalah rongga mulut adalah dental plaque atau plak gigi. Setelah kita menyikat gigi, pada permukaaan gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yang disebut pelikel. Pelikel ini belum ditumbuhi kuman. Apabila pelikel sudah ditumbuhi kuman disebutlah dengan plak. Plak berupa lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, tekadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak lain kumpulan sisa makanan, segelintir bakteri, sejumlah protein dan air ludah. Plak selalu berada dalam mulut karena pembentukannya selalu terjadi setiap saat, dan akan hilang bila menggosok gigi atau menggunakan benang khusus. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk matang (Saputra, 2012).
Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat menempelnya plak kembali sehingga kelamaan karang gigi akan semakin mengendap, tebal dan menjadi sarang kuman. Karang gigi dapat terlihat kekuningan atau kehitaman, warna kehitaman biasanya akibat bercampur dengan rokok, teh, dan zat lain yang dapat meninggalkan warna pada gigi. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi (menyerap) tulang alveolar penyangga gigi dan akibatnya gigi mudah goyang dan tanggal.
Karena kita berbicara mengenai gigi, tentu tidak terlepas dari mebicarakan jaringan penyangga (jaringan periodontal). Jaringan periodontal ini yang menjadi tempat tertanamnya gigi. Jaringan ini berdiri dari gusi, sementum, jaringan pengikat tulang penyangga gigi (alveolar). Jaringan penyangga gigi inilah yang mengikat gigi, pembuluh darah dan persarafan menjadi satu kesatuan (Saputra, 2012).
Karang gigi mengandung banyak kuman-kuman yang dapat menyebabkan penyakit lain di daerah sekitar gigi. Bila tidak dibersihkan, maka kuman-kuman dan memicu terjadinya infeksi pada daerah penyangga gigi tersebut. Bila sudah infeksi maka masalah lebih lanjut bisa timbul. Penderita biasanya mengeluh gusinya terasa gatal, mulut berbau tak sedap, sikat gigi sering berdarah, bahkan adakalnya gigi dapat lepas sendiri dari jaringan penyangga gigi. Infeksi yang mencapai lapisan dalam gigi (tulang alveolar) akan menyebabkan tulang penyangga gigi menipis sehingga pada perbandingan panjang gigi yang tertanam pada tulang dan tidak tertanam 1:3, gigi akan goyang dan mudah tanggal. Selain mengakibatkan gigi tanggal, kuman infeksi jaringan penyangga gigi juga dapat menyebar keseluruh tubuh. Melalui aliran darah, kuman dapat menyebar ke organ lain seperti jantung. Karena itu ada beberapa kasus penyakit yang sebenarnya dipicu oleh infeksi dari gigi, ini disebut infeksi fokal. Penyakit infeksi otot jantung (miokarditis) termasuk penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi fokal (Saputra, 2012).
Oleh karena itu, masalah karang gigi tidak dapat disepelehkan. Bila plak sudah mengendap menjadi karang gigi maka penyikatan sekeras apapun dengan sikat gigi biasa tidak akan menghilangkannya. Satu-satunya cara untuk mengatasi karang gigi adalah dengan pergi ke dokter gigi untuk dibersihkan agar terhindar dari penyakit yang lebih berat dan tentunya butuh biaya yang lebih besar.
Karang gigi harus dibersihkan dengan alat yang disebut scaler. Ada yang manual ataupun dengan ultrasonic scaler. Setelah dibersihkan dengan scaler, karang gigi akan hilang dan gigi menjadi bersih kembali. Namun, karang gigi dapat timbul kembali apabila kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik. Dianjurkan melakukan tindakan pencegahan sebelum karang gigi timbul yaitu dengan menyikat gigi secara teratur dan sempurna. Dental floss juga perlu digunakan untuk membersihkan permukaan antar dua gigi yang sering menjadi tempat terselipnya makanan dan menjadi tempat penimbunan plak. Obat kumur yang mengandung clorhexidine dapat digunakan untuk mencegah timbulnya plak, obat ini dapat digunakan setelah penyikatan gigi (Saputra, 2012).

D. Komposisi Karang Gigi
Komposisi karang gigi bervariasi sesuai dengan lamanya pembentukan. Terdiri dari 80% masa anorganik, air dan matrik organik dari protein dan karbohidrat. Fraksi anorganik terutama dari pospat kalsium, dalam bentuk hidroksid apatid, brushide, whitelockite, dan pospat oktakalsium. Selain itu juga terdapat sejumlah kecil kalsiumkarbonat, magnesium pospat dan fluor. Kandungan fluor dari karang gigi adalah beberapa kali lebih besar dari pada didalam plak (Jumadiansyah, 2009). Permukaan kalkulus tertutup oleh plak bakteri tetapi pada pusat deposit yang tebal ada kemungkinan steril.perbedaan bentuk dan distribusi yang nyata dari kalkulus supragingiva dan subgingiva menunjukkan bahwa komposisi dan cara deposisinya juga berbeda. Komposisi kalkulus subgingiva sangat mirip seperti kalkulus supragingiva kecuali bahwa rasio Ca/P nya lebih tinggi dan kandungan sodiumnya lebih besar protein saliva tidak ditemukan pada kalkulus subgingiva, menunjukkan bahwa deposit ini sumbernya non-saliva (Sucipto,2012).

E. Pemeriksaan Karang Gigi
Skor Kriteria Gambar
1 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan
2 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi

3 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi
(Drg. Eliza Herijulianti, dkk, 2002 dalam Liana susanti 2012)

F. Cara Pencegahan Karang Gigi
Pengenalan cara sehari hari yang efektif dalam menjaga karang gigi seperti :
a. Para ahli berpendapat bahwa dalam menggosok gigi 2x sehari sudah cukup, karena pembersihan sisa makanan kadang-kadang tidak sempurna, dan ada kemungkinan bahwa bila ada yang terlewat di pagi hari. Waktu terpenting menggosok gigi adalah yang terakhir malam hari sebelum tidur, karena liran ludah tidak seaktif malam hari dimana bakteri berkembang biak dan sisa makanan. Menggosok gigi pertama kali dilakukan pagi hari karena berkumpul dalam mulut.
b. Sikat gigi : semua orang sudah tau tentunya cara yang satu ini, mungkin juga sudah dilakukan setiap hari. Jadi yang penting disini adalah pengenalan tekhnik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Tekhnik sikat gigi yang secara horizontal adalah lazim dikenal umum, dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian lambat kaun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Lebih lanjut lagi, penyakit-penyakit peiodental lebih mudah terjadi. Pemilihan bulu sikat yang halus juga penting supaya tidak melukai gusi. Hendaknya sikat gigi diganti sekurang-kurangnya tiap sebulan sekali dengan yang baru.
c. Kumur-kumur antiseptik (Oral Rinse) : terdapat berbagi bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur. Yang dijual bebas umumnya berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan seperti metal salisilat (seperti pada produk Listerin), sedangkan yang perlu diresepkan dokter adalah chorexidine 0.20% (seperti pada produk Minosep) dan H2O2 1.5% atau 3.0%. kumur-kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat. Sebenranya kumur-kumur lebih diperlukan pada penyakit-penyakit gusi dan periodental, sedangkan dalam penggunaan sehari-hari tidak terbukti dalam mencegah karies, apalagi jika penggunaannya tidak diawalai dengan sikat gigi. Jadi penting untuk diketahui bahwa kumur-kumur bukanlah pengganti sikat gigi dan sikat gigi masih menjadi upaya pencegahan terpenting dari penyakit-penyakit gigi, khusnya karies. Bahkan jika kumur-kumur terlalu sering digunakan akan menyebabkan flora normal mulut akan mati dan merangsang pertumbuhan candida serta juga membuat mulut dan menjadi kering seperti terbakar.
d. Dental floss atau benang gigi : akhir-akhir ini cara ini mulai banyak diperkenalakan, dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela-sela gigi. Tapi tekhnik harus dimengerti dengan tepat karena jikalau tidak, alih-alih mencegah penyakit periodental, yang terjadi malah melukai gusi dan membuat radang.
e. Pembersih lidah: juga mulai banyak digunakan, baik untuk membersihkan dorsum lingual yang seringkali luput kita bersihkan saat sikat gigi. Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient. Penjelasan mengenai cara lagi-lagi diperlukan,
f. Kontrol ke dokter gigi secara teratur diperlukan sebagai salah satu upaya preventif, karena merekalah ahlinya dan terkadang kita sendiri seringkali luput mengamati perubahan pada gigi dan gusi yang masih kecil. Bagi mereka yang pernah menderita penyakit periodental disarankan untuk kontrol secara teratur ke dokter gigi setiap 3 bulan sekali. Apabila kelainan periodental telah terjadi, therapi dan perawatan lanjut diperlukan.
Umumnya therapi non infasive yang dilakukan pada kasu-kasus periodental adalah:
1. Scaling : tindakan semacam pengeboran untuk melepaskan kalkulus dari tempat perlekatannya pada gigi. (umumnya kalkulus supragingiva berlokasi pada sisi bukal dari gigi-gigi molar rahang atas dan sisi lingual dari gigi-gigi anterior rahang bawah). Tindakan ini diperlukan karena kalkulus merupakan deposit yang terklasifikasi sehingga merekat keras dan tidak hilang dengan sikat gigi.
2. Kuretase :tindakan pembersihan periodental pocket yang berisi banyak food debris maupun kuman untuk mencegah peradangan lanjut.
3. Antibiotik : apabila terbukti keterlibatan kuman baik secara klinis maupun microbiologis, makaantibiotik mutlak diperlukan. Pada umumnya antibiotik yang digunakan pada penyakit-penyakit gigi adalah golongan penisilin karena kuman yang sering menjadi causa-nya sensitive terhadap golongan ini. Tetapi pada penyakit periodental, terutama yang lanjut, perlu dipertimbangkan keterlibatan kuman-kuman gram negative serta anaerob, sehingga dengan demikian pemilihan antibiotik jatuh bkepada tetraciklin (seringkali digantikan dengan golongan aminopenisilin karena ber pectrum luas juga) atau metronidazol karena efektivitas terhadap anaerob. Pemberian dapat berupa per oral maupun lokal seperti gel, tergantung dari luasnya dan tahap proses penyakit.
4. Kumur-kumur antiseptic : terutama yang sering digunakan adalah clhorhexidine 0.20%. kumur-kumur sekurangnya 1 menit sebanyak 10cc terbukti efektif dalam meredakan proses peradangan pada jaringan periodental.
5. Analgetik anti inflamasi : untuk meredakan gejala simtomatik (Saputra, 2012).

No comments:

Post a Comment

Pengukuran Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI. Komponen PSQI d...