Wednesday 16 November 2016

Konsep Perkembangan Sosial

A. Perkembangan Sosial Anak Prasekolah
Menurut Wong (2008), perkembangan sosial anak prasekolah dibagi atas perkembangan kepribadian dan fungsi mental.
1 . Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian terdiri dari:
a. Perkembangan Psiko sosial
Tinjauan Erikson dalam Muscari (2005) masalah psikososial, mengatakan krisis yang dihadapi anak pada usia antara 3 dan 6 tahun disebut “inisiatif versus rasa bersalah”. Dimana orang terdekat anak usia prasekolah adalah keluarga, anak normal telah menguasai perasaan otonomi, anak mengembangkan perasaan bersalah ketika orang tua membuat anak merasa bahwa imajinasi dan aktivitasnya tidak dapat diterima.
Anak usia prasekolah adalah pelajar yang enerjik, antusias dan pengganggu dengan imajinasi yang aktif. Kesadaran moral mulai berkembang. Mulai menggunakan alasan sederhana dan dapat menoleransi penundaan kepuasaan dalam periode yang lama. Pengalaman anak selama periode usia prasekolah umumnya lebih menakutkan dibandingkan dengan periode usia lainnya, rasa takut yang umumnya terjadi antara lain adalah; kegelapan, ditinggal sendiri terutama pada saat menjelang tidur, binatang terutama binatang yang besar, hantu, mutilasi tubuh, nyeri dan objek serta orang-orang yang berhubungan dengan pengalaman yang menyakitkan. Perasaan takut anak usia prasekolah mudah muncul dan berasal dari tindakan dan penilaian orang tua. Memberikan anak tidur dengan lampu tetap menyala dan menganjurkan bermain untuk menghalau rasa takut dengan boneka atau mainan lain. Menghadapkan anak dengan objek yang membuatnya takut dalam lingkungan yang terkendali.
b. Perkembangan Psikoseksual
Pada tahap ini anak prasekolah termasuk pada tahap falik, dimana masa ini genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif.
Keterlambatan pengembangan personal sosial berbahaya karena tidak menyediakan landasan bagi ketrampilan berinteraksi dengan lingkungan. Tidak adanya landasan bagi ketrampilan personal sosial menyebabkan balita akan terlambat dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya sehingga balita juga bermasalah dalam hubungan sosial awal karena tidak diterima oleh teman sebayanya yang akan menyebabkan balita merasa kesepian dan tidak mempunyai kesempatan untuk berperilaku sesuai dengan harapan teman sebaya (Monks, 2005). Keinginan membina kepribadian anak secara baik dan seimbang selain memiliki kecerdasan secara intelektual, anak juga harus memiliki kecerdasan sosial dalam hal ini kemampuan bersosialisasi secara baik di lingkungannya. Keterampilan sosial dimaksudkan sebagai perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat dimana anak berada seperti bermain dengan teman sebayanya. Kegagalan dalam menyesuaikan diri menyebabkan seseorang menjadi pemalu, kurang percaya diri, menyendiri dan keras kepala (Hurlock, 2002).
2. Perkembangan Mental
Menurut Wong (2008), pada perkembangan kognitif salah satu tugas yang berhubungan dengan periode prasekolah adalah kesiapan untuk sekolah dan pelajaran sekolah. Disini terdapatnya fase praoperasional (Piaget) pada anak usia 3-5 tahun. Fase ini meliputi fase prakonseptual pada usia 2-4 tahun, dan fase pikiran intuitif pada usia 4-7 tahun. Salah satu transisi utama selama kedua fase adalah perpindahan dari pikiran egosentris total menjadi kesadaran sosial dan kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain.
Selama periode prasekolah proses individualisasi-perpisahan sudah komplit. Anak prasekolah telah mengatasi banyak ansietas yang berhubungan dengan orang asing dan ketakutan akan perpisahan pada tahun-tahun sebelumnya (Wong, 2008). Pada anak prasekolah mulai belajar praktik keagamaan, perhiasan kecil dan simbol mulai memiliki arti praktis bagi anak prasekolah. Tuhan dilihat dalam istilah manusia, tuhan dipahami sebagai bagian dari alam (seperti halnya pohon, bunga, dan sungai). Kejahatan dapat dibayangkan dengan istilah menyeramkan, seperti monster atau setan.

B. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Menurut Wong (2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu: keturunan, nutrisi, hubungan interpersonal, tingkat sosioekonomi, penyakit, bahaya lingkungan, stres pada masa kanak-kanak dan pengaruh media.
1 Keturunan
Dalam semua budaya, sikap dan harapan berbeda sesuai dengan jenis kelamin anak. Jenis kelamin dan determinan keturunan sangat kuat mempengaruhi hasil akhir pertumbuhan dan laju perkembangan untuk mendapatkan hasil akhir tersebut. Pada dimensi kepribadian dapat kita lihat seperti temperamen, tingkat aktivitas, koresponsifan, dan kecendrungan ke arah rasa malu, diyakini dapat diturunkan. Anak yang mengalami gangguan mental atau fisik yang diturunkan akan mengubah atau mengganggu pertumbuhan emosi, fisik dan interaksi anak dengan ingkungan sekitar.
2. Nutrisi
Faktor diet mengatur pertumbuhan pada semua tahap perkembangan, dan efeknya ditunjukkan pada cara yang beragam dan rumit. Selama periode pertumbuhan pranatal yang cepat, nutrisi buruk dapat mempengaruhi perkembangan dari waktu implantasi ovum sampai kelahiran. Selama masa bayi dan anak-anak, kebutuhan kalori dan protein lebih tinggi dibandingkan pada setiap periode perkembangan pascanatal. Nafsu makan anak akan berfluktuasi sebagai respon terhadap keberagaman sampai ledekan pertumbuhan turbulen di masa remaja.
3. Hubungan Interpersonal
Pada masa anak-anak, hubungan dengan orang terdekat memainkan peran penting dalam perkembangan, terutama dalam perkembangan emosi, intelektual, dan kepribadian. Anak yang melakukan kontak dengan orang lain dapat memberikan pengaruh pada anak yang sedang berkembang, tetapi dengan luasnya rentang kontak dapat menjadi pelajaran dalam perkembangan kepribadian yang sehat.
4. Tingkat Sosio ekonomi
Keluarga dengan perekonomian yang rendah mungkin kurang memiliki pengetahuan atau sumber daya yang diperlukan untuk memberikan lingkungan yang aman, menstimulasi dan kaya nutrisi yang membantu perkembangan optimal anak. Pada keluarga yang sosioekonomi yang rendah tidak mampu memenuhi nutrisi yang lengkap untuk anaknya sehingga dapat mempengaruhi proses perkembangan anak karna gizi yang masuk tidak memenuhi kebutuhan anak.
5. Penyakit
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestasi klinis dalm sejumlah gangguan herediter. Gangguan pertumbuhan pada anak-anak terutama terlihat pada gangguan skeletal, seperti berbagai bentuk dwarfisme dan sedikitnya satu anomaly kromosom. Gangguan pada pencernaan dan gangguan absorpsi nutrisi tubuh pada anak akan memberi efek merugikan pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
6. Bahaya Lingkungan
Agen berbahaya yang paling sering dikaitkan dengan resiko kasehatan adalah bahan kimia dan radiasi. Air dan udara serta makanan yang terkonta minasi dari berbagai sumber telah didokumentasikan dengan baik. Inhalasi asap rokok secara pasif oleh anak sangat berbahaya dalam proses perkembangan anak.
7. Stres Pada Masa Kanak-Kanak
Dari sudut pandang fisiologis dan dan emosi pada intinya stres adalah ketidak seimbangan antara tuntutan lingkungan dan sumber koping individu yang mengganggu ekuilibrium individu tersebut. Pada anak tampak lebih rentan mengalami stres bila dibandingkan dengan yang lain. Respon tehadap stresor dapt berupa perilaku, psikologis, atau fisiologis. Dengan adanya stres tersebut maka akan terbentuk strategi koping yang dapat melindungi dirinya dalam menghadapi stres. Kontak fisik dengan anak dapat menyamankan dan menenangkan anak. Menggendong, menyentuh atau memeluk anak menimbulkan relaksasi dan kenyamanan serta memfasilitasi komunikasi. Melakukan rekreasi atau jalan-jalan serta pemajanan anak pada pengaruh positif dapat membantu membangun kekuatan dan keamanan anak.
8. Pengaruh Media Masa
Media dapat memperluaskan pengetahuan anak tentang dunia tempat mereka hidup dan berkontribusi untuk mempersempit perbedaan anatar-kelas. Namun media juga sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak, karena anak masa kini terpikat seperti pada beberapa decade lalu. Anak-anak masa kini lebih cendrung memilh media dan figur olah raga sebagai model peran ideal mereka, sedangkan di masa lalu anak lebih suka meniru orang tua atau walinya. Media masa yang dapt mempengaruhi perkembangan anatara lain dapat berupa materi bacaan/buku, film, dan televisi.
Menurut Nuryanti (2008), faktor penghambat penyelesaian tugas perkembangan yaitu tingkat perkembangan anak yang mundur, tidak mendapat kesempatan yang cukup untuk belajar dan tidak mendapat bimbingan dan arahan yang tepat, tidak ada motivasi, kesehatan yang buruk, cacat tubuh, dan tingkat kecerdasan yang rendah.

No comments:

Post a Comment

Pengukuran Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI. Komponen PSQI d...