Sunday 20 November 2016

Konsep Sikap

A. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau sikap yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap adalah penilaian atau bisa berupa pendapat seseorang terhadap stimulus atau objek (objek dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit) (Azwar, 2009).
Indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan, yakni:
1. Sikap terhadap sakit dan penyakit
Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap : tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit dan sebagainya.
2. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat.
3. Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan (Azwar, 2009).

B. Komponen pokok sikap
Menurut Azwar (2009), sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu :
1. Komponen kognitif
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi.
Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Sering kali komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila menyangkut masalah issue atau problem yang kontraversial.
2. Komponen afektif
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi sering kali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap. Pada umumnya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek termaksud.
3. Komponen konatif
Komponen perilaku atau konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaimana orang berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berperilaku secara konsisten selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual. Karena itu, adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang akan dicerminkannya dalam bentuk tendensi perilaku terhadap objek. Pengertian kecenderungan berperilaku menunjukkan bahwa komponen konatif meliputi bentuk perilaku yang tidak hanya dapat dilihat secara langsung saja, akan tetapi meliputi pula bentuk-bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan oleh seseorang.

Sikap selain dianalisa dengan analisa struktur dapat juga diukur dengan analisa fungsi, yaitu dengan melihat fungsi sikap. Menurut Katz (Secord dan Backman, 2011) dalam buku Azwar, 2009 sikap mempunyai 4 fungsi yaitu :
1) Fungsi instrumental atau fungsi manfaat
Sikap merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap positif terhadap objek sikap tersebut, demikian sebaliknya bila objek sikap menghambat tujuan maka orang akan bersikap negatif terhadap objek sikap yang bersangkutan.
2) Fungsi pertahanan ego
Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego. Sikap ini diambil ketika seseorang terasa terancam keadaan egonya.
3) Fungsi ekspresi nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu mengekpresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan keadaan dirinya.
4) Fungsi pengetahuan
Individu mempunyai dorongan untuk ingin tahu dan mengerti, dengan pengalaman-pengalamannya, untuk memperoleh pengetahuan.

C. Tingkatan sikap
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, antara lain ;
1. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperlihatkan stimulasi yang diberikan (objek).
2. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi dari sikap.
4. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atau segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. (Azwar, 2009)

D. Pembentukan sikap
Sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu yang meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya (Azwar, 2009).
1. Pengalaman pribadi, apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial yang menjadi dasar terbentuknya sikap.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, seseorang yang berarti khusus bagi kita akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita. Orang yang dianggap penting antara lain : orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, suami, istri, guru, dan teman dekat.
3. Pengaruh kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan akan membentuk sikap kita.
4. Media massa sebagai sarana komunikasi mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut bila cukup kuat akan memberi efektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuk arah sikap.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam pembentukan sikap. Pemahaman akan baik dan buruk, sesuatu yang boleh dan tidak diperoleh dari pendidikan dan lembaga keagamaan.
6. Pengaruh faktor emosional membentuk sikap karena dianggap sebagai pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego atau semacam penyaluran frustasi. Sikap yang demikian dapat merupakan sikap yang sementara.
a. Karakteristik Sikap
1. Sikap mempunyai arah
Sikap terpilah pada dua arah persetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek.
2. Sikap memiliki intensitas
Kedalam atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda.
3. Sikap memiliki keleluasan
Kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap suatu objek sikap dapat mengenai banyak aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada objek sikap.
4. Sikap memiliki konsisten
Kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responnya terhadap objek sikap termaksud.
5. Sikap memiliki spontanitas
Menyangkut sejauhmana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa harus melakukan pengungkapan atau desakan lebih dahulu agar individu mengemukakannya (Azwar, 2009).
b. Pengukuran Sikap
1. Observasi
Observasi perilaku dapat digunakan untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu karena perilaku merupakan salah satu indikator sikap individu.
2. Penanyaan langsung
Asumsi yang mendasari metode penanyaan langsung guna mengungkapkan sikap pertama adalah asumsi bahwa individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri dan kedua adalah asumsi keterusterangan bahwa manusia akan mengemukakan secara terbuka apa yang dirasakan. Oleh karena itu, dalam metode ini, jawaban yang diberikan oleh mereka yang ditanyai dijadikan indikator sikap mereka.
3. Pengungkapan langsung
Pasien diminta menjawab langsung suatu pernyataan sikap tertulis dengan memberi tanda setuju atau tidak setuju.
4. Skala sikap
a. Skala likert
Skala yang digunakan untuk mengukur fenomena sosial spesifik, seperti : sikap, pendapat, dan persepsi seseorang. Jawaban setiap item pertanyaan memiliki gradasi dari tertinggi sampai terendah.
5. Pengukuran terselubung
Mengetahui reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi lebih diluar kendali orang yang besangkutan. (Azwar, 2009)
c. Penilaian Sikap
Penilaian sikap digunakan skala likert yang terdiri dari :
1. Setuju (S) mempunyai bobot nilai 3
2. Ragu (R) mempunyai bobot nilai 2
3. Tidak setuju (TS) mempunyai bobot nilai 1
Sikap dikatakan positif jika nilai dari –T > 57 diberi skor 1
Sikap dikatakan negatif jika nilai dari –T < 57 diberi skor 0 (Azwar,2009)

No comments:

Post a Comment

Pengukuran Kualitas Tidur

Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam PSQI. Komponen PSQI d...